Kamis 24 Aug 2017 20:55 WIB

Kemenlu: Perlindungan WNI Efektif Jika Semua Pihak Berperan

Rep: Issha Harruma/ Red: Ilham Tirta
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal (kiri).
Foto: kemlu.go.id
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Permasalahan terbesar Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri berasal dari aspek di hulu. Hal ini disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal dalam Rapat Koordinasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penanganan Masalah WNI di Luar Negeri untuk pemangku kepentingan di daerah yang digelar di Medan, Kamis (24/8).

Iqbal mengatakan, dalam migrasi internasional terdapat dua aspek, yakni hulu dan hilir. Hulu menjadi sumber dari sebagian besar masalah WNI yang terjadi di luar negeri. "80 persen permasalahannya di hulu. Oleh karenanya permasalahan ini tidak bisa diselesaikan tanpa kerja sama antara Kemenlu dan Pemda," kata Iqbal, Kamis (24/8).

Iqbal mengatakan, berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, saat ini, WNI yang ada di luar negeri berjumlah sekitar 9 juta jiwa. Sebanyak 80 persen dari jumlah itu merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Dari jumlah ini, 70 persen TKI rawan karena memiliki kemampuan rendah, seperti berangkat dengan ijazah SD, tidak punya ijazah dan bahkan tidak bisa baca tulis.

"Isu TKI ini menjadi penyumbang terbesar masalah WNI di luar negeri. Dan kasus TKI yang terbesar, terjadi di negara Malaysia dan Arab Saudi," ujar dia.