Selasa 29 Aug 2017 20:43 WIB

Permintaan Pangan Idul Adha Sumut Naik Lima Persen

Bahan pangan di pasar tradisional. (ilustrasi).
Foto: Thekitchn
Bahan pangan di pasar tradisional. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara memprediksi kenaikan konsumsi pangan di Idul Adha 2017 naik sekitar lima persen dari hari biasa. "Kenaikan permintaan bahan pangan di Idul Adha memang selalu lebih rendah dari saat Idul Fitri yang naik 5-10 persen," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Dahler di Medan, Selasa (29/8).

Hari Raya Idul Adha tahun 2016, jumlah hewan kurban yang disembelih masing-masing sapi sebanyak 30.055 ekor, kerbau 795, kambing 11.907, dan domba 5.318 ekor. "Pada 2017, penyembelihan hewan kurban di Sumut diprediksi naik lima persen. Angka pastinya baru diperoleh usai Idul Adha," ujarnya.

Menurut dia, meski permintaan naik, pasokan bahan pangan termasuk hewan yang akan dikurbankan dijamin memadai. Hingga Agustus 2017, produksi sapi misalnya ada sebanyak 20.991 ton dengan ketersediaan 19.941 ton.

Sementara kebutuhan di periode Januari-Agustus 2017 masih 12.369 ton. "Jadi stok aman meski ada kenaikan permintaan," katanya.

Dengan pasokan yang memadai, kata Dahler, harga bahan pangan bisa tidak naik signifikan. Terkait semakin dekatnya Idul Adha, tim semakin meningkatkan pemantauan dan pengawasan ke hewan yang akan dikurbankan.

Gubernur Sumut, HT Erry Nuradi sendiri sudah mengeluarkan surat edaran tentang pemeriksaan hewan kurban itu. "Surat edaran itu untuk pemerintah kota/kabupaten agar membentuk tim pemeriksaan dan pengawasan hewan kurban," katanya.

Pemeriksaan hewan kurban dilakukan saat sebelum dan usai dipotong. Hasil pemeriksaan ke tempat-tempat penjualan hewan kurban harusnya dikeluarkan dengan surat keterangan sudah diperiksa. "Dengan adanya surat hasil pemeriksaan itu, maka bisa dijamin, hewan kurban yang akan dipotong memang layak konsumsi," ujar Dahler.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement