Rabu 30 Aug 2017 12:32 WIB

Jepang dan Korsel Upayakan Sanksi Lebih Berat untuk Korut

Rep: Marniati/ Red: Esthi Maharani
Rudal yang diluncurkan korea utara
Foto: reuters
Rudal yang diluncurkan korea utara

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Rabu sepakat untuk mengupayakan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang lebih kuat untuk melawan Korea Utara setelah peluncuran rudal Pyongyang baru-baru ini.

Dilansir dari Reuters (30/8), Wakil Sekretaris Kabinet Jepang Yasutoshi Nishimura menjelaskan dalam sambungan telepon pada hari Rabu pagi, Moon mengatakan kepada Abe bahwa dia merasakan kekhawatiran warga Jepang atas sikap Korea Utara dan menyebut provokasi negara tersebut telah menimbulkan kemarahan.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa dengan suara bulat juga mengecam penembakan rudal balistik Korea Utara atas Jepang pada hari Selasa. PBB menilai ancaman yang dilakukan Korut sudah keterlaluan dan menuntut agar Pyongyang tidak meluncurkan rudal lagi dan melepaskan semua senjata nuklir dan programnya.

Dalam sebuah pernyataan, 15 anggota Dewan Keamanan PBB mengatakan sangat penting bagi Korea Utara segera melakukan tindakan nyata untuk mengurangi ketegangan dan meminta semua negara untuk menerapkan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Pyongyang. Dewan tersebut juga menyatakan komitmennya terhadap solusi damai, diplomatik dan politis.

"Dewan Keamanan menekankan bahwa tindakan DPRK [Korea Utara] ini tidak hanya merupakan ancaman bagi wilayah tersebut, namun juga untuk semua negara anggota PBB," ujar pernyataan yang dikeluarkan setelah perundingan tertutup di markas besar PBB seperti dilansir Aljazirah (30/8).

PBB mengungkapkan keprihatinan yang serius bahwa tindakan Korut yang melakukan peluncuran roket melewati Jepang  sengaja merusak perdamaian dan stabilitas regional. Namun, pernyataan yang disusun AS tersebut, yang disepakati oleh konsensus, tidak memberikan sanksi baru terhadap Korea Utara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement