Rabu 30 Aug 2017 17:20 WIB

Ustaz Solmed Bicara Keberkahan Puasa Arafah

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Ilham Tirta
Ust. Solmed.
Foto: Foto-foto: Marisa Dwi Kusuma Wardani
Ust. Solmed.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada 10 amalan sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan dalam bulan Dzulhijjah, salah satunya adalah Puasa Arafah. Ustadz Solmed memaparkan keberkahan dari Puasa Arafah yang akan rugi bagi umat Islam yang tidak menjalankannya.

"Ini ada dalam keterangan hadits disebutkan. Nah pahalanya itu, menggugurkan atau menghapuskan dosa setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang. Jadi mendapat ampunan dosa dua tahun. Luar biasa memang pahalanya," kata Ustaz Solmed saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (30/8).

Ustaz Solmed menjelaskan, Puasa Arafah merupakan puasa yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, disaat orang-orang berhaji, para jamaah haji wukuf di Arafah, sementara orang-orang yang tidak berhaji disunahkan berpuasa.

Keistimewaan Puasa arafah ini, pertama adalah Puasa Arafah masuk dari bagian kesunahan 10 hari di bulan Dzulhijjah. Kedua, memang ada dalil khusus dari Nabi Muhammad SAW tentang tanggal 9 Dzulhijjah, tentang pahala penghapusan dosa itu.

"Pada prinsipnya puasa itu adalah amalan pribadi, tapi ada sebagian ulama mengatakan bahwa pahala puasa bisa dikirimkan atau diberikan pada orang yang sudah meninggal. Jadi jika ingin berpuasa tapi dimaksudkan pahalanya untuk orang yang sudah meninggal, itu berbeda-beda pendapat," jelas Solmed.

Ia memaparkan, ada mayoritas ulama yang mengatakan, orang yang tidak berpuasa wajib, lalu kemudian meninggal, keluarganya wajib meng-qoda puasa almarhum/almarhumah.

Ilmu Fiqih, kata Solmed, memiliki berbagai macam pendapat, ada yang mengatakan wajib dan tidak. Fiqih berada dalam ruang yang tidak selalu hitam dan tidak selalu putih, karena Fiqih luas. Namun, secara syariat Islam, puasa itu memang untuk pahala pribadi.

Karenanya orang-orang yang meninggalkan puasa wajibnya, itu wajib meng-qoda, agar tidak menjadi utang. "Sayang lah kalau melihat pahala Puasa Arafah ya, masa tidak dikerjakan. Kalau Ramadhan menghapus dosa di masa lalu, puasa Arafah ini menghapus dosa di masa lalu dan di masa depan. Dan hanya sehari loh," kata dia.

Kemudian, Islam juga memudahkan umatnya untuk mendapatkan pahala, misalnya saja untuk puasa sunah, apabila lupa membaca niat, lalu baru dibaca pada pagi harinya maka puasanya sah. "Jadi misalkan kita belum makan dari subuh, kita belum lakukan sesuatu yang membatalkan puasa, lalu tiba-tiba pagi pengen banget lakukan Puasa Arafah, itu bisa. Niat langsung. Yang tidak boleh seperti itu adalah puasa wajib," papar Ustadz Solmed.

Rahma Sulistya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement