Kamis 31 Aug 2017 15:22 WIB

Dipecat dari Golkar, Ini Tanggapan Ahmad Doli Kurnia

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia memberikan keterangan seusai bertemu dengan Ketua Dewan Kehormatan Golkar BJ Habibe di Jakarta, Senin (28/8).
Foto: Republika/Prayogi
Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia memberikan keterangan seusai bertemu dengan Ketua Dewan Kehormatan Golkar BJ Habibe di Jakarta, Senin (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Doli Kurnia mengatakan, dirinya belum menerima surat atau bentuk pemberitahuan apapun soal pemecatan dirinya dari Partai Golkar. Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) itu menilai, pemecatan terhadap dirinya sebagai bentuk kesewenang-wenangan yang keliru dan salah besar.

"Sampai saat ini saya belum menerima surat atau bentuk pemberitahuan apapun soal pemecatan itu," ujar Doli dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (31/8).

Menurutnya, tindakan pemecatan yang dilakukan oleh pimpinan Partai Golkar itu merupakan bentuk kesewenang-wenangan yang keliru dan salah besar. Doli menambahkan, Ketua Umum (Ketum) dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar sudah merasa nyaman dengan isu korupsi, takut dengan perbedaan, serta antikritik dan dialog, serta main pecat pula.

"Ternyata partai ini dikelola dengan kepemimpinan yang seburuk-buruknya dalam sejarah Golkar. Sudahlah terindikasi korup, kemudian tidak ada rasa malu, tak bermoral, dan berlagak totaliter pula," katanya.

Apa yang ia dan GMPG lakukan selama ini, lanjut Doli, adalah demi kebaikan dan keselamatan partai. Partai yang sudah tercitrakan buruk dan negatif oleh kepemimpinam saat ini.

"Justru yang kami lakukan adalah menegakkan AD/ART dan keputusan tertinggi pada Munaslub," ucapnya.

Namun, ia menganggap pemecatan itu sebagai hal yamg biasa saja karena ia sedang berjuang melawan kedzaliman dan menegakkan kevenaran. Ia mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan agenda-agenda perjuangannya.

"Kita akan buktikan siapa yang sesungguhnya cinta dan berbuat demi kebesaran dan kemajuan partai, dan siapa pula yang hanya berlindung serta memanfaatkan partai untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya," ujarnya lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement