REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia mempertanyakan mekanisme yang digunakan DPP Partai Golkar, dalam memecat Yorrys Raweyai. Ia menilai saat ini DPP Partai Golkar tengah sakit, seperti Ketua Umum Setya Novanto.
"Berdasarkan pengalaman saya, hal sepenting itu (melakukan pemecatan) bisa dilakukan tanpa ada rapat, tanpa mekanisme yang dijalankan, tanpa ba-bi-bu, langsung diberhentikan, dipecat, melalui opini media massa," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (3/10).
DPP Golkar, menurut Doli, sedang terserang penyakit. Mereka sedang asyik dengan dirinya sendiri, merasa dunia milik sendiri, merasa hebat sendiri, bahkan menyakiti dirinya pun, dengan menyakiti hati kader dan pengurusnya, mereka merasa tidak ada apa-apa.
"Padahal semua orang di luar dirinya menganggap dan menilai apa yang dibuatnya aneh, kasihan, sakit, ada kelainan dan menakutkan," katanya.
Lebih parahnya, lanjut dia, semua orang yang ingin membantu menyelamatkan partai tersebut pun tak dipercaya. Malah justru kemudian diancam dan dipecat. Doli menuturkan, lembaga survei dibilang pesanan, kader yang kritis dibilang punya kepentingan.
"Lama-lama publik pun bisa disalahkan karena bilang Golkar sedang sakit," ucapnya.
Selain itu, Doli menanyakan, apakah Ketua DPR-RI itu sudah sembuh dari sakit parahnya sampai bisa memberhentikan orang.
"Kapan itu surat pemberhentian ditandatangani. Sementara kita semua tahu Rapat Pleno yang dijadwalkan kemarin setelah tiga kali tertunda juga tidak jadi dilaksanakan dengan alasan yang jelas," kata dia.
Menurut Doli, hal itu menambah keanehan yang ada. Rapat Pleno tak jadi digelar, tetapi tiba-tiba ada pemberhentian pengurus. Ia pun heran pemberhentian itu dilakukan di mana.