REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek pemugaran Masjid Juma Shamakhi dilakukan secara besar-besaran di bawah arsitek Elvin Najafov. Bekerja sama dengan sebuah perusahaan marmer terbaik di Italia, Margraf, Najafov menjadikan Masjid Juma Skhamakhi contoh bangunan luar biasa dari masjid marmer berarsitektur terbaik di Kaukasus. Ia memperkuat masjid dengan fondasi beton sedalam 15 meter untuk menstabilkan bangunan.
Najafov menambahkan dua menara setinggi 36 meter dan empat kubah pada bangunan Masjid Shamakhi yang baru. Ia juga memberi gaya dekorasi tradisional Islam dengan desain geometris dan ornamen flora di beberapa bagian dindingnya.
Najafov menyempurnakan penyelesaian kubah tengah masjid dengan bentuk simetris kerucutnya. Kubah besar berada di bagian tengah dan tiga kubah kecil lainnya berada di kanan kiri dan depan.
Arsitektur kubah yang ia tambahkan ini terkesan elegan dan lebih dinamis. Di bagian kubah besar merupakan ruang shalat utama masjid ini, dengan mihrab dan mimbar. Sedangkan, dua kubah kecil di kanan dan kiri merupakan bagian ruang shalat lain yang masing-masing terhubung secara terbuka.
Ketiga area ruang shalat ini merupakan satu dari beberapa desain yang ia pertahankan dari rancangan Jozef Plosko, arsitek pembangunan ulang keempat setelah masjid hancur akibat gempa pada 1860.
Selain mempertahankan struktur renovasi sebelumnya, Najafov juga berusaha menghidupkan kembali model Masjid Shamakhi ini seperti awal berdirinya pada Dinasti Umayyah I. Pilar dan menara masjid dibangun dengan mempertahankan struktur tradisional, namun ornamen dan fasad atau eksterior dimodifikasi sedemikian rupa.
Beberapa tambahan berupa fasilitas pendukung, seperti ruang administrasi, aula konferensi, perpustakaan, fasilitas wudhu, dan kamar mandi. Total setelah renovasi dan pembangunan kembali, Masjid Shamakhi dapat menampung lebih dari 1.500 jamaah secara keseluruhan.