Kamis 14 Sep 2017 19:15 WIB

Ratusan Saudagar Muhammadiyah Berkumpul di Bandung

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fernan Rahadi
  Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sambutan pada pembukaan Rakernas Majelis Ekonomi Kewirausahaan dan Silaturahim Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah, di Kota Bandung, Rabu (13/9). Dalam acara tersebut hadir sedikitnya 500 peserta dari seluruh Indonesia yang terdiri dari pengurus para pengusaha UKM maupun besar.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sambutan pada pembukaan Rakernas Majelis Ekonomi Kewirausahaan dan Silaturahim Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah, di Kota Bandung, Rabu (13/9). Dalam acara tersebut hadir sedikitnya 500 peserta dari seluruh Indonesia yang terdiri dari pengurus para pengusaha UKM maupun besar.

REPUBLIKA.CO.ID, Ratusan saudagar Muhammadiyah berkumpul di Bandung dalam Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi dan Kewirusahaan (Rakernas MEK serta Silaturahim Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah (Silkanas JSM).

Menurut Ketua Steering Committee Rakernas MEK, Indra Nur Fauzi, acara Silkanas ini digelar untuk yang ketiga kalinya. Hadir, sekitar 500 peserta dari seluruh Indonesia, pengurus majelis ekonomi, dan saudagar Muhammadiyah.

"Silaknas ini kami gelar untuk mempertemukan semua pengusaha baik UKM maupun besar. Ini bagian dari dakwah kami di bidang ekonomi," ujar Indra, Rabu (13/9). Silaknas, lanjut dia, sebagai bagian dari mendorong eksitensi dakwah ekonomi.

Tahun ini, kata Indra, tema yang diangkat dalam Silaknas adalah ‘Sinergi Membangun Kemandirian Ekonomi Berkemajuan’. Yakni, mendorong ekonomi untuk kemajuan dan kemandirian.  "Isu terbesar kemandirian karena kami nilai sangat penting. Karena, pangan, manufaktur, semuanya bergantung pada pihak lain sangat sedikit dari kita yang bisa eksis," katanya.

Menurut Indra, dalam menciptakan kemandirian peran UMKM jadi bagian strategi besar. Oleh karena itu, harus ada pembelaan pada mereka yang posisinya marginal.  "Ini konteks pertemuan yang kami gelar. Nanti, arah dua hari Rakernas dan Silaknas ini untuk kemandirian," katanya.

Indra menjelaskan, dalam Silaknas akan didorong pembinaan UKM, yakni dengan menyinergikan para saudagar Muhammadiyah dan semua pelaku usaha. Sistemnya, bisnis to bisnis (B to B). Sehingga, dalam Silaknas hadir pengusaha tekstil, biro perjalanan perusahaan ritel, dan perusahaan lainnya.

"Di Silaknas, antara UKM dan pengusaha besar jadi bentuk pembinaannya b to b. Yakni, membangun jejaring bisnis dengan  pendekatan bisnis," kata Indra seraya mengatakan jumlah UKM yang ada di Muhammadiyah mencapai 40 ribu.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement