REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Warga Kota Batu, Malang, Jawa Timur, mengaku sangat menyesalkan tindakan para pejabat di daerahnya yang baru saja terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Warga menyatakan keheranannya alasan para pejabat terutama Walikota Batu bisa melakukan tindakan korupsi.
"Kita kesal juga kenapa sebagai kepala daerah berani berbuat seperti itu? Ya kita memang tidak bisa serta merta salahkan dia, mungkin ada tuntutan yang ingin disampaikan. Saya enggak begitu tahu banyak masalah itu," kata Sadewo, Ketua RT 001/012 Desa Pesanggrahan, saat ditemui wartawan, Sabtu malam (16/9).
Meski merasa kesal, Sadewo merasa tidak terlalu terkejut dengan informasi OTT. Hal ini bukan karena rekam jejak wali kotanya, tapi lebih pada kondisi Indonesia pada umumnya. Menurut dia, birokrasi pemerintahan di Indonesia sudah sering mengalami situasi tersebut di manapum berada, termasuk di Batu.
"Dan kalau rekam jejak beliau (wali kota) yang saya tahu ya yang baik saja lihatnya. Jeleknya tidak pernah tahu karena di mata kita, dia supel dan merakyat. Sisi negatif tidak pernah ikuti," tambah dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan membenarkan adanya Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Pemerintah Kota Batu. Dia mengungkapkan, sekitar lima orang telah diamankan oleh timnya pada Sabtu siang (16/9).
"Ada sekitar lima orang diamankan, termasuk kepala daerah dan pejabat unit pengadaan," kata Basaria saat dihubungi wartawan.