REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi Cina menangkap dua orang yang mengunggah ancaman di WeChat. Keduanya hendak meledakkan Lapangan Tiananmen dan Zhongnanhai yang merupakan kompleks kediaman para pejabat tinggi Cina di Beijing.
Bandao Metropolis Journal, Selasa, mewartakan bahwa polisi bergerak cepat menuju Weifang, Provinsi Shandong, di tengah persiapan menjelang Kongres Nasional ke-19 Partai Komunis Cina yang dijadwalkan dibuka pada 18 Oktober 2017 di Beijing.
Kepolisian Resor Changle, Weifang, menuduh seorang perempuan bermarga Teng mengirimkan pesan "Saya akan meledakkan Tiananmen" di grup WeChat, Selasa (12/9) lalu.
Dalam cuplikan gambar (screenshot) grup yang merupakan platform media sosial terpopuler di Cina tersebut beranggotakan 209 orang.
Pada Agustus lalu, seorang pengguna WeChat lainnya bermarga Gao yang bekerja sebagai pemandu wisata lokal juga ditangkap oleh petugas Polres Changle atas unggahan yang sama. "Saya akan mengebom Zhongnanhai. Hal itu bisa membuat perjalanan kami dari Beijing aman," demikian postingan Gao.
Teng dan Gao harus mendekam di sel tahanan polisi selama lima hari atas ulah mereka. Lapangan Tiananmen pernah diledakkan pada pertengahan Februari 2000 yang menewaskan seorang pelakunya dan melukai seorang wisatawan asal Korea Selatan.
Pelaku pengeboman yang tewas dalam aksi itu diduga mengalami kelainan jiwa. Lapangan seluas 440 ribu meter persegi yang berhadapan dengan Istana Kota Terlarang itu setiap hari tidak pernah sepi dari wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Pada 1989, telah terjadi peristiwa berdarah dalam aksi unjuk rasa mahasiswa di Lapangan Tiananmen.
Sementara itu, Kongres Nasional PKC yang akan dimulai pada 18 Oktober mendatang akan digelar tidak jauh dari kawasan Tiananmen.