Rabu 20 Sep 2017 04:54 WIB

Kemenkes Simulasi Pandemi Influenza

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
  Menkes Nila Farid Moeleok (kiri).
Menkes Nila Farid Moeleok (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) gelar simulasi siaga influenza pada 19-20 September 2017 di Serpong, Tangerang Selatan. Hal itu bertujuan menyiapkan masyarakat dalam menghadapi keadaan darurat influenza.

"Simulasi ini dilakukan untuk menguji kapasitas Indonesia dalam menghadapi pandemi," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (19/9).

Pemerintah menanggapi keadaan darurat kesehatan masyarakat dan ancaman pandemi. Hal itu sejalan dengan Peraturan Kesehatan lnternasional (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas negara dalam melakukan deteksi, verifikasi, pelaporan, dan tanggapan terhadap Keadaan Kesehatan Masyarakat Kepedulian lnternasional (PHEIC).

IHR menekankan peningkatan kapasitas dan kemitraan negara untuk memperbaiki kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza. "Dalam kondisi pandemi, kita semua harus siap siaga," ujar Menkes.

Ia menyebut menyiapkan masyarakat mengadapi endemi influenza butuh integrasi lintas sektoral, mulai dari kementerian dan lembaga, dunia usaha, dan berbagai unsur publik yang sangat penting, badan kesehatan dunia (WHO), Kemenkes, BNPB, Kementerian Pertanian, Kementerian Kominfo, dan TNI.

Menkes menjabarkan kesiapan masyarakat bertujuan untuk mengatasi beberapa jenis virus seperti H5N1 dan H7N9. Ia mengingatkan peta situasi flu burung pada manusia di Indonesia bersifat endemis di sebagian besar pulau Jawa, Sumatra, hingga Nusa Tenggara.

Simulasi serupa pernah dilakukan pada 2008 di Jembrana, Bali dan berlanjut pada 2009 di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam memproteksi masyarakat, Nila mengatakan, Kementerian Kesehatan aktif menjadi salah satu pilar kesiapsiagaan dan respon pandemi dengan mewujudkan koordinasi lintas sektor, seperti, Pilar Komando dan Koordinasi, Surveilans Epidemiologi, Respon Medis,

lntervensi Farmasi, lntervensi Non Farmasi, Pengawasan Perimeter, Mobilisasi Sumber Daya, dan Komunikasi Risiko melalui Simulasi Episenter Pandemi Influenza. Ia menjabarkan simulasi fokus pada pemantauan potensi AH7N9 yang harus diantisipasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement