REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Pea Nieto mengatakan, 21 siswa dan dua orang dewasa ditemukan tewas tertimpa reruntuhan bangunan sekolah setelah gempa melanda Meksiko pada Selasa (19/9). Sebanyak 30 siswa dan delapan orang dewasa dinyatakan hilang saat bangunan Sekolah Enrique Rebsamen itu ambruk.
Nieto mengatakan, status darurat telah ditetapkan untuk daerah-daerah yang terkena dampak gempa. Militer juga diutus untuk membantu pencarian korban.
"Kami masih bisa menemukan orang-orang di bawah reruntuhan. Tetaplah berhubungan, ikuti jalur komunikasi, kami akan terus memperbarui informasi," kata Nieto dikutip BBC, Rabu (20/9).
Saat ini korban tewas gempa Meksiko tercatat oleh koordinator nasional untuk perlindungan sipil telah mencapai 226 orang. Sebanyak 55 orang tewas di Negara Bagian Morelos dan 39 orang dilaporkan tewas di Negara Bagian Puebla. Sebanyak 117 tewas di Mexico City, 12 tewas di Negara Bagian Meksiko, dan tiga tewas di Guerrero.
Gempa bumi berkekuatan 7,1 skala Richter (SR) itu juga menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah. Geological Survey AS mengatakan, pusat gempa berada di dekat Atencingo, di negara bagian Puebla, di kedalaman 51 km.
Sekitar dua juta orang di ibu kota negara itu tidak mendapatkan aliran listrik dan sambungan telepon. Pejabat setempat juga memperingatkan warga agar tidak merokok di jalan karena adanya kebocoran gas.
Wali Kota Mexico City Miguel Angel Mancera mengatakan, tim penyelamat harus mencari korban di 44 reruntuhan gedung. Apartemen enam lantai, sebuah supermarket, dan sebuah pabrik, termasuk di antara gedung-gedung yang ambruk itu.