REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Jepang tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan uji coba bom hidrogen yang dilakukan Korea Utara di Samudra Pasifik. Uji coba semacam itu akan menggunakan perangkat nuklir yang dipasang pada rudal balistik jarak menengah atau antarbenua yang diterbangkan ke arah Jepang.
"Kita tidak dapat menyangkal kemungkinan rudal itu akan terbang di atas negara kita," ujar Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, dikutip The Guardian.
Peringatan Jepang itu dikeluarkan setelah Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un terlibat perang kata-kata. Dalam sidang Majelis Umum PBB, Trump mengatakan akan menghancurkan Korut sepenuhnya jika Washington dipaksa untuk membela diri dan membela sekutu-sekutunya.
Kim kemudian membalas dengan mengatakan dia akan mempertimbangkan untuk melakukan pembalasan. Ia bahkan menyebut Trump sebagai seorang "orang tua AS yang gila mental" yang akan menanggung akibat karena telah mengancam rezimnya.
Setelah itu, Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho, mengatakan Pyongyang bisa menguji senjata nuklir yang kuat di Samudra Pasifik. "Ini bisa menjadi ledakan bom hidrogen yang paling kuat di Pasifik. Kami tidak tahu apa tindakan yang akan dilakukan karena akan diperintahkan langsung oleh pemimpin Kim Jong-un," ungkapnya.
Awal bulan ini, Korut meledakkan bom hidrogen yang kuat di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri di timur laut negara tersebut. Ledakan itu menyebabkan gempa bumi berkekuatan 6,3 Skala Richter yang terasa hingga perbatasan Cina di Yanji.