Jumat 29 Sep 2017 13:34 WIB

Alumni 212: Tidak Boleh Ada Rekonsiliasi untuk PKI

Rep: Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Alumni 212 ikut dalam Aksi 299 yang bergerak menuju gedung Parlemen Senayan
Foto: Sri Handayani/Republika
Alumni 212 ikut dalam Aksi 299 yang bergerak menuju gedung Parlemen Senayan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Alumni 212, Slamet Maarif mengatakan Aksi 299 yang digelar Jumat (29/9) merupakan upaya untuk mengingatkan pemerintah dan aparat berwenang. Ia berpendapat, harus ada ketegasan dari kedua pihak untuk menolak upaya rekonsiliasi, permintaan maaf maupun upaya membangkitkan PKI.

"Aparat harus tegas bubarkan PKI. Kejadian di LBH Jakarta membuktikan PKI ada dan dilindungi," katanya di depan Gedung Parlemen Senayan, Jumat (29/9).

Menurut Slamet, ada upaya yang nyata dan terstruktur dari simpatisan dan anak-cucu PKI untuk membangkitkan organisasi tersebut. Mereka membuat pertemuan dan workshop untuk membangkitkan kembali semangat komunis di Indonesia. "Dan meluruskan sejarah. Tapi kenyataannya bukan meluruskan sejarah. Justru membalikkan sejarah," kata dia.

Slamet menambahkan, selama ini pemutaran film telah dihapuskan. Pelajaran tentang PKI juga dihilangkan dari kurikulum sekolah. Hal itu menyebabkan generasi masa kini tak tahu sejarah PKI. Ini memberikan ruang yang luas untuk simpatisan dan anak-cucu PKI untuk menyuarakan kebangkitan PKI.

"Yang sekarang terjadi kenapa waktu ada ide pemutaran film banyak yang sewot dan antipati. Kalau enggak punya dukungan enggak ada masalah kan? Ini nampak nyata PKI ada," kata dia.

Menurut Slamet, ide pemutaran film PKI di mana saja perlu didukung. Upaya ini untuk mengingatkan generasi muda akan bahaya kebangkitan PKI.

Aksi 299 dilakukan di depan kompleks Parlemen Senayan. Kegiatan ini diikuti oleh elemen mahasiswa dan ormas Islam. Pengamatan Republika.co.id di lapangan pukul 12.59 WIB menunjukkan para demonstran telah selesai melakukan shalat Jumat. Mereka berkumpul di depan kompleks MPR/DPR/DPD RI.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement