REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Juru bicara Fatah Usamah Qawasmeh mengatakan bahwa saat ini rekonsiliasi Fatah dengan Hamas sedang berlangsung. Ini menjadi harapan agar Palestina tidak lagi terbagi antara Tepi Barat dan Gaza.
Qawasmeh mengatakan bahwa proyek rekonsiliasi ini memang membutuhkan kesabaran. Megingat sudah cukup banyak usaha rekonsiliasi yangdilakukan namun berujung kegagalan.
"Proyek (rekonsiliasi) ini membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Dan kita dikelilingi dengan atmosfer yang penuh harapan. Kali ini,dan sesuai dengan hukum Palestina, kita tidak akan mundur dan kita akan terusbergerak maju," ucapnya, seperti dilaporkan laman Aljazirah, Selasa (3/10).
Kendati demikian, di sisi lain, juru bicara Hamas Hazaem Qassem menegaskan bahwa upaya rekonsiliasi ini memang adalah kehendak rakyat Palestina yang tinggal di Gaza. Oleh karena itu, usaha rekonsiliasi saat ini tidak boleh disia-siakan, apalagi mengalami kegagalan. "Kali ini kedua belah pihak (Fatah dan Hamas) serius membuat proyek rekonsiliasi atau persatuan pemerintahan yang terakhir," ucapnya.
Terkait pembubaran komite administratif yang mengatur pemerintahan di Gaza oleh Hamas, Qassem mengatakan, hal itu memang langkah strategis untuk melaksanakan proses rekonsiliasi. Hamas, kata dia, akan menjunjung tinggi pembubaran komite tersebut.
Otoritas Palestina menggelar pertemuan kabinet di Gaza, Selasa (3/10). Pertemuan inidimaksudkan untuk membahas langkah-langkah pengambil alihan pemerintahan di Gaza yang sejak 2007 dikendalikan Hamas.
Pertemuan kabinet ini merupakan yang pertama di Gaza sejak November 2014. Pertemuan digelar setelah Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah tiba di Gaza pada Senin (2/10).