Rabu 04 Oct 2017 05:55 WIB

70 Persen Toko di Harco Glodok Sudah Terisi

Rep: sri handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana lengang Pasar Glodok
Foto: Yasin Habibi/Republika
Suasana lengang Pasar Glodok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Agung Podomoro Land (APL) berencana mengoperasikan kembali Harco Glodok yang telah direvitalisasi pada Januari 2018. Hingga saat ini, bangunan yang berkapasitas 2.000 unit toko tersebut telah terisi hingga 70 persen.

"Sekarang sudah selesai. Tinggal dibuka, tinggal perapihan. Total ada 2.000 unit toko,sudah terisi 70 persen," kata Manajer Promosi Harco Glodok dan LTC Glodok HendryTrie Asmoro di Jakarta, Selasa (3/10).

Bangunan itu rencananya akan dibangun setinggi 17 lantai, termasuk parkir, apartemen, danfasilitas lainnya. Kios-kios toko elektronik akan menempati sebanyak tujuh lantai.

Harco Glodok diakuisisi oleh Agung Podomoro Land sejak 2013. Awalnya bangunan ini hanya terdiri dari tiga lantai dengan kapasitas 500 kios. Selama proses revitalisasi,para pedagang terpencar ke beberapa gedung lain. Sebagian besar menempati gedung LTC Glodok dan Glodok Makmur.

Hendry menjelaskan, kini APL mengelola tiga gedung di kawasan Glodok, di antaranya LTC Glodok, Harco Glodok, dan Kenari Mas. Perputaran uang di tiga pusat perdagangan ini diperkirakan akan mencapai Rp 68-136 miliar per hari.

"Rata-ratasatu pedagang di sini omzetnya Rp 10-20 juta per hari," ujar dia.

Harco Glodokmerupakan pusat elektronik yang berjaya sekitar 1980 hingga 1990-an. Seiring waktu, kawasan tersebut menua. Konstruksi bangunan tak layak dengan beton-beton berkarat. Tempat perbelanjaan yang berdiri pada 1970-an ini pun sempat akanditutup.

Tak hanya merevitalisasi Harco Glodok, APL berencana mengembangkan sistem penjualane-commerce di tiga gedung yang dikelola. Saat ini sistem yang dikembangkanadalah dengan membuat aplikasi pemesanan (purchasing apps). Di dalamnya,terdapat berbagai penawaran dari toko-toko yang telah bergabung untuk parapelanggan, terutama dari kalangan korporasi.

Sayangnya,walaupun gratis, tak semua pedagang mau bergabung. Hingga kini, kata Hendry,tingkat partispasi mereka baru mencapai sekitar 50 persen. Menurut dia, mayoritas pedagang di Glodok berasal dari generasi pertama yang masih belum terbiasa dengan penggunaan teknologi. Olehkarena itu, perlu dilakukan pendekatan ekstra agar mereka mau beralih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement