Kamis 05 Oct 2017 20:48 WIB

Pemilu 2019 Minim Figur Capres Alternatif

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bilal Ramadhan
Pengamanan Pilpres.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengamanan Pilpres. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, mengatakan masyarakat belum memiliki alternatif pemimpin selain Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden (capres) Pemilu Serentak 2019. Elektabilitas figur-figur alternatif masih jauh di bawah Jokowi dan Prabowo.

Djayadi menuturkan, jika pilpres digelar saat survei, maka kecenderungan nama yang pertama muncul dalam pikiran responden (top of mind) adalah Jokowi (39 persen), Prabowo (12 persen) dan Susilo Bambang Yudhoyono (1,6 persen). Menurut Djayadi, SBY sudah tidak bisa kembali mencalonkan diri sebagai presiden.

"Memang aturannya untuk yang sudah pernah jadi presiden tidak bisa kembali mencalonkan. Bayangkan jika nama SBY yang mantan presiden dan tak bisa kembali mencalonkan muncul lagi itu menunjukkan bahwa masyarakat kita belum punya alternatif pemimpin, selain Jokowi dan Prabowo," ujar Djayadi ketika dikonfirmasi Republika, Kamis (5/10).

Sementara itu, beberapa calon alternatif lain seperti Hary Tanoesoedibyo, Surya Paloh, Anies Baswedan juga disebut oleh masyarakat. Namun, persentase elektabilitasnya masih berada di bawah angka dua persen.

Nama Anies Baswedan sendiri selalu masuk dalam tokoh nasional calon pemimpin masa depan sejak dia menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, kata Djayadi, dukungan terhadapnya terbukti tidak pernah melampaui angka dua persen dalam beberapa survei yang pernah digelar.

Sementara itu, nama Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo juga selalu masuk dalam survei. Menurut Djayadi, kemunculan nama Gatot karena sering disebut oleh publik. Meski demikian, Djayadi mengungkap elektabilitas Gatot belum kompetitif mendandingi Jokowi dan Prabowo.

"Potensi bagi Gatot tentu ada. Namun, pilpres masih kurang dari dua tahun lagi dan tidak mudah buat calon yang tiba-tiba muncul. Dengan elektabilitas Gatot yang di bawah dua persen itu tidak bisa cukup kompetitif untuk bertarung di Pilpres. Harus bersosialisasi lebih sistematis, luas selama kurang dari dua tahun kedepan," tambah Djayadi.

Berdasarkan rincian pada kategori semi terbuka, daftar 10 besar kandidat figur capres Pemilu 2019 yakni Joko Widodo (45,6 persen), Prabowo Subianto (18,7 persen), SBY (3,9 persen), Megawati Soekarnoputri (1,9 persen), Hary Tanoesoedibyo (1,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,8 persen), Basuki Tjahaja Purnama (1,7 persen), Anies Baswedan (1,6 persen), Ridwan Kamil (1,3 persen) dan Wiranto (1,3 persen).

Sementara itu, pada kategori top of mind, daftar 10 besar kandidat capres adalah Joko Widodo (38,9 persen), Prabowo Subianto (12 persen), SBY (1,6 persen), Anies Baswedan (0,9 persen), Ahok (0,8 persen), Jusuf Kalla (0,8 persen), Hary Tanoesoedibyo (0,6 persen), Surya Paloh (0,3 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (0,3 persen) dan Ridwan Kamil (0,3 persen).

Survei SMRC digelar pada 3-10 September 2017 dengan populasi sebanyak 1220 responden. Dari jumlah responden itu, ada 1057 responden yang dapat dianalisis datanya. Survei dilakukan dengan metode random sampling melalui wawancara dengan tatap muka dan margin of error 1,3 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement