Jumat 06 Oct 2017 18:49 WIB

Muhammadiyah Diminta Pertahankan Sikap Pemikir Independen

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Chiba University, Jepang, Profesor Emeritus Mitsuo Nakamura
Foto: fukuoka-prize.org
Chiba University, Jepang, Profesor Emeritus Mitsuo Nakamura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat menyelenggarakan bedah buku di Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jumat (6/10). Buku yang dibedah berjudul Bulan Sabit Terbit di Atas Pohon Beringin: Studi Tentang Pergerakan Muhammadiyah di Kotagede Sekitar 1910-2010 karya Prof Mitsuo Nakamura.

Prof Mitsuo melihat masalah yang sedang dihadapi Muhammadiyah setelah berusia 100 tahun. Masalah yang dihadapi sangat besar dan mendalam. Maka untuk mengatasinya mungkin diperlukan energi dan pemikiran yang cukup besar dan mendalam.

"Untuk itu saya rasa yang paling penting Muhammadiyah tetap mengambil sikap sebagai pencerah terhadap masyarakat berdasarkan akal," kata Prof Mitsuo saat bedah buku di Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/10).

Ia berharap, Muhammadiyah bisa mengatasi tantangan besar. Muhammadiyah disarankan jangan terbawa emosi seperti yang nampak baru-baru ini. Muhammadiyah harus mempertahankan sikap pemikir secara independen.

Prof Mitsuo menceritakan, Bulan Sabit Terbit di Atas Pohon Beringin merupakan hasil kerja sama dirinya dengan masyarakat Kotagede Yogyakarta pada khususnya Muhammadiyah dan Aisyiyah. Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Kotagede memperbolehkannya memasuki pengajian, pertemuan pengurus dan keluarga saat melakukan observasi.

"Jadi, buku ini boleh dikatakan produk sendiri dan pihak Muhammadiyah di Kotagede," ujarnya.

Sementara, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam pidatonya menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Prof Mitsuo. Menurutnya, karya Prof Mitsuo merupakan sumbangan sangat besar untuk Muhammadiyah lewat penelitiannya yang sangat fenomenal.

"Beliau melakukan penelitian terhadap Muhammadiyah, telah banyak juga membuka wawasan dan cakrawala orang luar tentang Muhammadiyah," ujarnya.

Ia menyampaikan, untuk generasi baru Muhammadiyah, melalui buku Bulan Sabit Terbit di Atas Pohon Beringin akan bisa membaca ulang tentang Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement