REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Festival Teater Tradisional antar kecamatan se-Kabupaten Sleman berlangsung 6-7 Oktober 2017 di Pendopo Panggungsari, Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Diinisiasi Dinas Kebudayaan Sleman, pagelaran ini bertujuan untuk menggali bakat kesenian masyarakat, khususnya dalam teater tradisional.
Perhelatan itu turut dihadiri Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun, yang dirasa memiliki tradisi dan budaya yang beraneka ragam. Karenanya, ia berpendapat, sudah menjadi kewajiban bersama untuk mencintai, melestarikan dan sekaligus memperkenalkan keanekaragaman tradisi yang ada di Sleman.
Sri menekankan, kesenian teater tradisional mengandung cerita yang syarat akan filosofi kehidupan, serta nilai-nilai luhur. Ia berharap, teater tradisional ini tidak hanya menjadi hiburan, melainkan dapat menjadi media menyampaikan pesan positif kepada masyarakat.
"Saya harap masyarakat bisa mengambil nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pertunjukan ini, sehingga bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat," kata Sri.
Senada, Kepala Dinas Kabupaten Sleman, Aji Wulantara mengungkapkan, kegiatan itu memang dimaksudkan untuk menjaga eksistensi seni teater tradisional sebagai akar budaya yang adi luhung. Maka itu, teater tradisional diharapkan mampu menjadi wadah seniman-seniman Sleman untuk berekspresi. "Kegiatan ini turut bertujuan untuk mewujudkan tataran masyarakat Sleman yang berbudaya," ujar Aji.
Diselenggarakan selama dua hari, teater tradisional diikuti 17 perwakilan peserta dari masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman. Bertindak sebagai dewan juri akademisi ISI Yogyakarta Djoko Suseno, Dewan Kebudayaan Sleman Sancaka, dan praktisi seni Sukoco.
Dalam kesempatan itu, Srandul Kecamatan Prambanan ke luar sebagai juara, disusul Kecamatan Ngaglik, Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Depok, Kecamatan Gamping dan Kecamatan Mlati. Total hadiah yang diperebutkan dalam festival ini sebesar 29,5 juta rupiah.