Selasa 10 Oct 2017 15:38 WIB

Wartawan: Mereka Ditendang, Diseret, Dilempar ke Truk

Aksi kekerasan yang dilakukan polisi dan satpol PP, saat membubarkan aksi demonstrasi penolakan pembangunan PLTP Baturaden, Senin (9/10) malam.
Foto: istimewa/doc pwi banyumas
Aksi kekerasan yang dilakukan polisi dan satpol PP, saat membubarkan aksi demonstrasi penolakan pembangunan PLTP Baturaden, Senin (9/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Jurnalis surat kabar Suara Merdeka Agus Wahyudi mengatakan suasana pembubaran aksi penolakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturaden, sangat mencekam. Sejumlah aparat kepolisian dan Satpol PP melakukan pembubaran dengan cara yang brutal.

"Saya melihat mereka (para demonstran) digebuki (dipukuli), ditendang, diseret, dilempar ke atas truk," kata Agus Wahyudi, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (10/10).

Agus juga mengaku dipaksa menghapus foto hasil liputannya. Dijelaskannya, Handphone-nya diminta paksa. Agus diancam jika handphone tidak diberikan dan foto tidak dihapus maka handphone akan dibanting. Agus dipaksa melakukan itu dengan ditunggui sekitar tiga polisi, untuk membuka password dan menghapus semua foto yang berisi tindakan kekerasan aparat ke massa.

Kejadian yang patut disesalkan dan dikutuk, menurut Agus adalah saat wartawan Metro TV, Darbe Tyas diinjak-injak, ditendang dan dipukul oleh sekitar 10 aparat. Saat terdorong hingga tersungkur, yang bersangkutan sudah menyampaikan adalah wartawan dan memperlihatkan ID Card-nya.

Namun hal itu tetap tidak diindahkan oknum aparat yang melakukan kekerasan fisik di sudut gerbang kabupaten sebelah barat sekitar pukul 22.05 WIB. Kekerasan ini berlangsung sekitar 10 menit kemudian. Pelaku kekerasan baru menghentikan aksinya setelah bersangkutan sudah tak berdaya dan ditolong wartawan lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement