Kamis 12 Oct 2017 12:50 WIB

Rute Alternatif Disiapkan Antisipasi Underpass Ngurah Rai

Rep: MUTIA RAMADHANI/ Red: Winda Destiana Putri
Pengerjaan underpass Dewa Ruci di Denpasar, Bali,  menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Foto: ANTARA
Pengerjaan underpass Dewa Ruci di Denpasar, Bali, menyebabkan kemacetan lalu lintas.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Bali menyiapkan sejumlah rute alternatif mengantisipasi kemacetan akibat pembangunan underpass di Simpang Tugu Ngurah Rai. Proyek untuk mendukung hajatan Annual Meetings International Monetary Fund - World Bank Group 2018 ini akan dimulai 17 Oktober 2017.

"Sejumlah rute alternatif sudah kami siapkan," kata Direktur Lalu Lintas Polda Bali, Kombes Pol Anak Agung Made Sudana di Denpasar, Kamis (12/10).

Rekayasa lalu lintas yang dilakukan, antara lain rute menuju bandara dari jalur Kuta. Sudana mengatakan areal parkir di sejumlah titik keramaian di Kuta akan dibersihkan untuk mencegah kemacetan di jam-jam sibuk.

Ditlantas Polda Bali juga memetakan trouble spot. Sejumlah petugas polisi lalu lintas akan ditempatkan untuk mengatur kelancaran lalu lintas. Polisi juga sudah berkoordinasi dengan pengusaha angkutan yang tergabung dalam Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali dan pengusaha angkutan lainnya.

Underpass ini akan membentang dari Sanur ke Nusa Dua sepanjang 600 meter yang akan mengurangi kemacetan jalan utama akses keluar masuk Bandara Internasional Ngurah Rai yang terkoneksi dengan pintu Tol Bali Mandara.

"Pembangunan underpass ini ditargetkan selesai sebelum pertemuan tahunan IMF," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto.

Arie mengatakan salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya berdekatan dengan bandara. Peralatan konstruksi yang digunakan tidak bisa terlalu tinggi karena dikhawatirkan bisa menganggu aktivitas terbang dan mendarat pesawat.

Beberapa sarana umum juga harus dipindahkan saat pembangunan, salah satunya adalah pipa gas melintang dari Teluk Benoa ke arah bandara. Arie mengatakan konsep desainnya sudah selesai, sehingga optimistis pembangunannya akan selesai dalam waktu satu tahun. Biaya konstruksinya sekitar Rp 200 miliar.

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement