Kamis 12 Oct 2017 16:31 WIB

Sinabung Kembali Meletus, Semburkan Abu Vulkanik Hingga 2 Km

Rep: Issha Harruma/ Red: Nur Aini
Lava pijar mengalir dari puncak Gunung Sinabung saat erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Selasa (8/8) dini hari.
Foto: Antara/Tibta Peranginangin
Lava pijar mengalir dari puncak Gunung Sinabung saat erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Selasa (8/8) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID,  KARO -- Gunung Sinabung di kabupaten Karo, Sumatra Utara, masih menunjukan aktivitas vulkaniknya. Gunung yang masih berstatus Awas atau level IV ini hampir tiap hari mengalami erupsi dan meluncurkan awan panas guguran.

Hingga sore hari ini, Kamis (12/10), Sinabung tercatat mengalami erupsi dua kali. Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra mengatakan, erupsi terjadi pada pukul 02.45 WIB dini hari dan 12.43 WIB.

"Erupsi pukul 02.45 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik 2.000 meter yang diikuti awan panas guguran, dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah selatan dan 2.000 meter ke arah timur-tenggara," kata Armen, Kamis (12/10).

Armen mengatakan, pada saat erupsi pertama ini, angin bertiup sedang ke arah timur-tenggara atau ke arah lokasi wisata Berastagi. Selain itu, terjadi juga gempa selama 366 detik. Lalu, untuk erupsi pukul 12.45 WIB, kolom abu mencapai 1.000 meter dan tidak terjadi guguran awan panas.

"Kalau erupsi yang kedua, hanya terjadi gempa tektonik, gempa low frekuensi dan gempa guguran," ujar Armen.

Saat ini, Armen mengatakan, kondisi puncak gunung Sinabung sedikit tertutup kabut. Cuaca terpantau cerah berawan.

Dia pun terus meminta masyarakat untuk tetap menjauhi zona merah atau bahaya Sinabung yang telah ditetapkan. Warga maupun wisatawan dilarang beraktivitas di dekat atau dalam zona merah mengingat aktivitas vulkanik Sinabung yang masih tinggi. "Masyarakat sekitar Sinabung hindari zona-zona bahaya karena masih berpotensi terjadi awan panas dan guguran lava, serta erupsi," kata Armen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement