Selasa 17 Oct 2017 15:48 WIB

Menteri PPPA: KDRT di Papua Tertinggi di Indonesia

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise menghadiri deklarasi anak layak di Provinsi Lampung, Selasa (17/10).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise menghadiri deklarasi anak layak di Provinsi Lampung, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise mengatakan tingkat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap perempuan dan anak di Indonesia masih berada di tanah Papua. Untuk itu, ia berharap generasi Papua yang sedang belajar di luar Papua untuk kembali ke kampung membangun tanah Papua.

"Tanah Papua nomor satu KDRT di Indonesia. Pemecahannya masih kita kaji," kata Menteri PPPA Yohana Susana Yembise saat bertemu dengan mahasiswa asal Papua di Pemprov Lampung, Selasa (17/10).

Tingginya tingkat KDRT yang dilakukan lelaki atau kaum bapak, menurut dia, karena di Tanah Papua masih menganut paham patriarki sehingga kedudukan kaum perempuan dan anak sangat ditentukan oleh lelaki atau suami. "Kalau mereka sudah menikah dengan membayar maharnya, sudah semua milik suami. Jadi semaunya mereka memperlakukan istrinya, " kata Yohana, yang juga berasal dari Papua.

Selain itu, ia mengatakan penyebab tingginya KDRT di Papua karena tradisi turun temurun masyarakat Papua masih hobi minuman keras, sehingga mengganggu kehidupan di dalam rumah tangga. "Miras yang selalu diminum lelaki, tetapi korbannya selalu perempuan," ujarnya.

Kehidupan anak-anak Papua juga saat ini, ungkap Yohana, masih digandrungi dengan mengisap lem aibon. Menurut dia, anak-anak Papua masih belum dapat melepaskan atau masih ketergantungan dengan lem aibon yang dapat merusak mental psikologis anak.

Kepada mahasiswa asal Papua yang belajar di Lampung, Menteri Yohana berharap dapat membangun Tanah Papua dengan ilmunya, agar masyarakat Papua dapat berubah menjadi masyarakat yang berkualitas, tidak lagi melakukan kebiasaan yang buruk sehingga tingkat KDRT semakin menurun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement