REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA -- Setelah terlibat dalam pertempuran selama empat bulan, pasukan Suriah yang didukung AS berhasil mengambil alih seluruh Raqqa pada Senin (17/10). Raqqa akhirnya kembali ke tangan Suriah setelah sempat menjadi pusat kekhalifahan ISIS sejak 2014.
Meski kemenangan itu adalah kemenangan militer, namun pahlawan sebenarnya dari kekalahan ISIS adalah warga sipil Muslim. Mereka yang terpaksa hidup di bawah peraturan keras ISIS diam-diam memberikan dukungan kepada pasukan Suriah.
Banyak dari mereka yang menyadari konsep kepercayaan ISIS tidak akan bisa ditegakkan. Mereka juga percaya kekerasan tidak akan menang atas hati nurani individu.
Dilansir dari Christian Science Monitor, salah satu 'senjata' terbaik dalam mengalahkan ISIS di kota-kota Suriah, Irak, dan Libya dalam dua tahun terakhir adalah pemberitaan media. Media banyak mengungkap kebrutalan kelompok tersebut melalui wawancara dengan warga sipil Muslim.
Kisah-kisah mengerikan mereka telah merusak mesin propaganda ISIS. Menyadari hal tersebut, ISIS langsung merilis sebuah rekaman video pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi pada September lalu.
"Lihatlah, tentara Islam dan pendukung khilafah di manapun berada! Jadikan pusat informasi orang-orang kafir itu sebagai targetmu," ujar al-Baghdadi.
Meskipun al-Baghdadi telah meminta media menyensor kebenaran tentang ISIS, para jurnalis justru melakukan hal sebaliknya. Mereka mulai mewawancarai 200 ribu warga sipil yang tinggal di Raqqa, yang tentunya telah membantu kemenangan pasukan Suriah di kota tersebut.
Kisah-kisah mereka tentang Raqqa sama seperti cerita orang-orang Irak setelah Mosul dan Fallujah berhasil direbut kembali oleh militer. Hal itu tidak diragukan lagi akan berpengaruh pada beberapa daerah lainnya yang masih dikuasai ISIS.
Pelajaran yang didapat dari kekalahan ISIS adalah pembebasan Raqqa telah tertanam dalam diri masing-masing penduduknya. Hal itu ada jauh sebelum para militan ISIS menguasai kota tersebut.