REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq menilai pelarangan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk Amerika Serikat sebagai tindakan kesalahan diplomatik serius. Tindakan yang menurutnya mempermalukan Indonesia ini sulit dicari pembenarannya.
Apalagi kedatanganGatot Nurmantyo atas undangan resmi Panglima Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph F Durford Jr. "Tindakan Washington ini hanya akan merugikan kepentingan AS di Indonesia dan juga kawasan," jelas Mahfudz Siddiq dalam keterangan tertulis diterima Republika.co.id, Senin (23/10).
Mahfudz mengatakan, selain kepada Gatot, sebelumnya pihak AS menerapkan larangan masuk ke AS kepada Jendral (Purn) Wiranto dan juga kepada Mayjen (Purn) Prabowo Subianto. Tindakan ini menurutnya malah merugikan kepentingan AS.
"Padahal dinamika politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, telah menuntut AS untuk memperkuat hubungan bilateralnya dengan negara-2 di kawasan ini. Kali ini pihak AS telah melakukan sebuah kesalahan serius," kata dia.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Mayjen TNI Wuryanto mengaku belum dapat penjelasan dan menunggu mengenai alasan penolakan terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk ke Amerika Serikat. Sejauh ini belum ada jawaban rinci dan resmi dari Pemerintah AS terkait penolakan tersebut.
"Kami masih belum tahu mengenai alasan penolakan terhadap Panglima TNI masuk ke AS," ujar Wuryanto dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad (22/10).
Dia menjelaskan sedianya Panglima TNI berangkat ke Amerika Serikat pada Sabtu (21/10) dengan menggunakan pesawat Emirates dengan jadwal keberangkatan pukul 17.50 WIB. Namun beberapa saat setelah memasuki bandara, Panglima dan rombongannya diberi tahu oleh pihak maskapai mengenai penolakan dari pihak US Custom and Border Protection tersebut.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sedianya akan menghadiri acara para pimpinan angkatan bersenjata Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) di Washington DC, Amerika Serikat, 23 hingga 24 Oktober.