REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Aktivis Hak Asasi Manusia menyebutkan Israel diketahui masih menjual senjata ke Myanmar di mana pemerintah tersebut menggunakan senjatanya untuk melakukan pembantaian, pembersihan etnis, dan genosida.
Dilansir dari Aljazirah, Senin (23/10), isu perdagangan senjata Israel kepada Myanmar telah menjadi sorotan lagi setelah adanya pengungkapan bahwa pihaknya mengirim senjata ke Myanmar, yang bertentangan dengan embargo senjata AS dan Eropa.
Israel belum membeberkan rincian hubungannya dengan pemerintah militer Myanmar, tetapi catatan publik menunjukkan bahwa mereka telah menjual kapal patroli bersenjata, senjata api, dan peralatan pengintai. Pasukan khusus Myanmar juga telah dilatih oleh orang Israel.
Kelompok hak asasi manusia akan melakukan demonstrasi di luar parlemen Israel pada 30 Oktober, menyerukan segera menghentikan penjualansenjata ke Myanmar. Perusahaan-perusahaan Israel juga telah memasok peralatan senjata dan pengawasan kemilisi di Sudan Selatan, di mana perang sipil telah berkecamuk sejak akhi r2013. Sekitar 300 ribu orang Sudan diyakini terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Seorang pengacara hak asasi manusia, Eitay Mack telah mengajukan serentetan petisi ke pengadilan Israel dalam upaya untuk menjelaskan rincian perdagangan Israel dengan rezim tersebut. Dia mengatakan kasus tersebut dirancang untuk mempercepat investigasi kejahatan perang terhadap pejabat dan kontraktor yang terlibat.
"Banyak negara Barat menjual senjata, tapi yang unik dari Israel adalah, di manapun kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan, Anda akan menemukan Israel hadir," kata Mack.
Menurutnya, perusahaan yang menjual senjata, dan pejabat yang menyetujui perdagangan, harus bertanggungjawab sehingga hal ini bisa diakhiri. Mack mengatakan kolusi Israel dengan militer Myanmar adalah bagian dari pola membantu rezim dan mencerminkan pentingnya perdagangan senjatauntuk ekonomi Israel.
Selama musim panas, terungkap bahwa pejabat pertahanan Israel menyetujui 99,8 persen dari semua permintaan lisensi ekspor senjata.
Selain memicu kekerasan di Myanmar dan Sudan Selatan, Israel juga dituduh secara sembunyi-sembunyi memberikan senjata yang digunakan dalam episode genosida dan pembersihan etnis idi tempat-tempat seperti Rwanda, Balkan, Cile, Argentina, Sri Lanka, Haiti, ElSalvador dan Nikaragua. Mack mencatat Israel juga membina hubungan dekat dengan apartheid Afrika Selatan.