REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) mengingatkan seluruh peserta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Sumatera Barat, di Pariaman pada 4-11 November 2017 mendatang mengedapankan sportivitas atau jiwa kesatria. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit saat meninjau kesiapan Kota Pariaman menjadi tuan rumah helatan MTQ tingkat provinsi untuk menyaring perwakilan Sumbar dalam ajang MTQ tingkat nasional di Sumatra Utara pada 2018 nanti. Sumbar sendiri menargetkan masuk tiga besar dalam ajang MTQ ke-27 tingkat nasional tahun depan.
Nasrul mengingatkan, seluruh proses kompetisi harus berlandaskan nilai Islam yang baik tanpa adanya dugaan permainan uang dan suap. Ia juga meminta seluruh juri memberikan penilaian seadil mungkin tanpa ada tindakan curang. Nasrul ingin agar seluruh Kafilah MTQ Sumatra Barat yang terpilih nanti benar-benar yang terbaik untuk berkompetisi di level nasional.
Nasrul juga mengatakan, penyelenggaraan MTQ di Pariaman nanti telah menggunakan sistem e-MTQ, di mana seluruh sistem penjurian berbasis digital. Tujuannya, agar seluruh data penilaian terkoleksi dengan baik dan terhindar dari aksi curang. Ia meminta seluruh pemenang untuk tetap berlatih agar prestasi Sumbar bisa lebih gemilang dalam MTQ Nasional nanti. Terakhir, Sumbar baru bisa duduk di posisi 6 besar.
"Kita juga sudah sepakat, jika ada juri yang ketahuan main uang seumur hidupnya tidak dibolehkan lagi jadi juri. Integitas juri merupakan point penting dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan MTQ," jelas Nasrul, Senin (23/10).
Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman menambahkan, pihaknya berupaya untuk menjadi tuan rumah terbaik dalam ajang MTQ tingkat provinsi November 2017 nanti. Saat ini panitia telah melakukan seleksi atas 1.028 peserta yang mendaftar. Hasilnya, telah ditetapkan 1.001 peserta MTQ tingkat provinsi untuk tahun 2017 ini. Sementara itu, masing-masing kabupaten/kota di Sumatra Barat juga telah mengusulkan dewan juri untuk terlibat dalam gelaran MTQ tahun ini.
Namun ada yang berbeda dalam penyelenggaran MTQ tingkat Sumatra Barat kali ini. Ada ide dari para peserta agar para pelatih vokal tidak dilibatkan dalam penjurian lomba. Alasannya, dikhawatirkan penilaian yang dilakukan tidak imbang lantaran adanya hubungan emosi antara guru dan murid bimbingan.
"Namun untuk saat ini masih diterima karena masih kekurangan dewan juri. Tapi syaratnya guru bimbingan tidak boleh jadi dewan juri di bidang yang dibimbingnya," ujar Mukhlis.