REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 20,5 triliun atau tumbuh 8,2 persen (yoy). Kenaikan laba tersebut disumbang dari pengembangan bisnis transaksi perbankan yang tercermin dari kenaikan pendapatan komisi (Fee Based Income). BRI mampu meraup FBI sebesar Rp 7,4 triliun atau tumbuh 14,79 persen dibanding tahun lalu.
Kenaikan laba juga ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai sebesar Rp 694,2 triliun atau tumbuh 10,03 persen (yoy) dibandingkan posisi September 2016 yang mencapai Rp 630,9 triliun.
Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, menyatakan laba BRI ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 11 persen dan fee based income yang tumbuh 12 persen (bank only).
"Penambahan laba dari pertumbuhan pendapatan bunga net 11 persen, asalnya dari situ, tentu juga fee based 12 persen sehingga laba tumbuh 8,2 persen," kata Haru dalam konferensi pers di kantor pusat BRI, Jakarta, Kamis (26/10).