Jumat 27 Oct 2017 08:16 WIB

AS Sudah Minta Maaf, JK: Persoalan Selesai

Rep: Dessy Suciati Saputri, Santi Sopia/ Red: Elba Damhuri
Presiden Jokowi bersama Wapres JK.
Foto: Antara
Presiden Jokowi bersama Wapres JK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta persoalan larangan Panglima TNI Gatot Nurmantyo ke Amerika Serikat (AS) diakhiri. Menurut Kalla, AS sudah meminta maaf dan menjelaskan masalah ini. Wapres juga meminta Indonesia menerima permintaan maaf dari AS. Sebab, permintaan maaf dari sebuah negara besar, seperti Amerika tidak mudah dilakukan.

"Jadi, negara sebesar Amerika itu yang agak sombong itu, minta maaf itu kalau perlu betul. Ya, minta maaf agak mahal. Dan itu sudah meminta maaf, ya sudah. Menurut saya, perdebatannya sudah, ujung-ujungnya sudah minta maaf," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (26/10).

Menurut Kalla, bagi sebuah negara besar, mengakui kesalahan yang telah dilakukannya dapat memberikan efek yang cukup besar. Karena itu, Indonesia perlu menerima permintaan maaf yang telah disampaikan oleh AS.

Kalla mengaku, telah menerima klarifikasi atau penjelasan resmi dari Pemerintah AS yang dikirimkan melalui kedutaannya terkait insiden larangan masuk terhadap Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Berdasarkan surat resmi yang telah diterimanya, AS menyebut terjadi kesalahan administrasi.

Baca Juga: Infografis: Kiprah Jenderal Gatot Nurmantyo

                 Aksi dan Kontroversi Panglima TNI

Wapres era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I ini berharap, Pemerintah Amerika memperbaiki kesalahan pada sistem administrasinya agar permasalahan ini tak kembali terjadi. Menurut dia, nama Gatot sering kali bermasalah di Amerika. Dia menceritakan insiden serupa pernah dialaminya.

Saat itu, Kalla hendak melakukan kunjungan kenegaraan ke Peru. Namun, saat transit di Los Angeles, Amerika, pesawat yang ditumpanginya sempat ditahan oleh otoritas setempat selama sekitar satu jam. Alasannya, terdapat nama penumpang yang masih bermasalah.

"Terpaksa, tengah malam telepon Washington, mengapa dua orang ini? Ternyata administrasi itu. Pesawat saya, saya sendiri tertahan. Apa boleh buat," tutur Kalla.

Saat ini, penyebab insiden penolakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ke AS masih diinvestigasi. Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan, Menteri Pertahanan AS James Mattis sudah menyampaikan proses investigasi ini. Ryamizard mengaku, sudah bertemu James Mattis pada akhir acara ASEAN Defense Ministers Meeting (ADMM) dan ADMM-PLUS di Clark, Filipina.

"Menhan AS menyampaikan bahwa masalah kasus gagalnya berangkatnya Panglima TNI ke AS sedang diinvestigasi," jelas Ryamizard di Filipina melalui keterangan pers, Kamis (26/10).

Ryamizard menambahkan, investigasi yang dilakukan Pemerintah AS masih memerlukan waktu. Sebelumnya, Ryamizard juga melaporkan permintaan maaf Menhan AS kepada Presiden Joko Widodo. Menhan RI bahkan sudah menerima permintaan maaf dari Menhan AS pada Senin (23/10) saat keduanya menghadiri pertemuan ASEAN Defense Ministers Meeting (ADMM)-Plus di Filipina yang berlangsung sejak Ahad (22/10).

Sementara, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, menyerahkan sepenuhnya permasalahan penolakan dirinya masuk wilayah AS kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Sebab, keberangkatannya ke AS yang rencananya menghadiri menghadiri acara Chiefs of Defense Conference on Countering Violent Extremist Organization (VEOs) adalah atas perintah Jokowi.

“Saya sampaikan bahwa sekarang ini semuanya sudah saya serahkan kepada Presiden RI. Saya akan berangkat hanya atas perintah Presiden RI, bukan inisiatif sendiri,” kata Gatot usai memberikan pengarahan di hadapan 1.250 personel TNI dan Polri se-Provinsi Sulawesi bertempat di lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/10)

Dia mengatakan, insiden ini sudah dilaporkan kepada Presiden RI, Menko Polhukam Wiranto, dan Menlu RI Retno Marsudi. Sehingga, permasalahan ini sudah ditangani oleh Kementerian Luar Negeri RI. Selain itu, Panglima mengungkapkan, Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Jo Dunford sudah mengirim surat dan menyampaikan permohonan maaf serta mengundang kembali ke Amerika Serikat.

Pada Kamis (26/10) Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga sudah bertemu dengan Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan. Dalam pertemuan keduanya, Duta Besar AS berkali-kali meminta maaf kepada Menlu soal insiden gagalnya keberangkatan Panglima TNI beserta rombongan ke AS. Seperti diberitakan, Donovan mengakui kesalahan ada pada pihak Amerika Serikat. (Editor: Agus Raharjo).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement