REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) menilai turnamen uji coba (test event) cabang olahraga wushu yang digelar di Mahaka Square, Jakarta, 26-29 Oktober 2017 memperlihatkan pemerataan potensi atlet wushu nasional. Turnamen uji coba yang sekaligus menjadi kejuaraan nasional wushu 2017 yang diikuti 540 pewushu dari 19 provinsi dan 50 sasana wushu ini, menurut INASGOC, menunjukkan cabang beladiri ini kian berkembang di tanah air terlebih dengan lolosnya beberapa atlet dari provinsi yang selama ini bukan merupakan sentral pembinaan wushu.
Hal itu ditunjukkan oleh provinsi Papua yang meloloskan tiga pewushu ke babak semifinal nomor sanda (tarung) pada turnamen yang berlangsung di Sport Mall Britama Arena, Jakarta Utara, 26-29 Oktober. "Harapan kami, test event wushu dan juga pertandingan wushu di Asian Games nanti bisa memacu perkembangan dan pemerataan prestasi wushu di tanah air," kata Sekjen Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) Eris Herryanto dalam keterangannya, Sabtu (28/10), malam.
Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) memaksudkan turnamen uji coba sekaligus kejurnas wushu tersebut untuk ajang seleksi lanjutan pemain pelatnas untuk Asian Games 2018. "Kami menyerahkan sepenuhnya kepada PB WI dalam menyeleksi atlet terbaik yang bisa mewakili Indonesia di Asian Games mendatang, Apalagi wushu termasuk cabang yang diharapkan bisa meraih medali emas," ujar Eris.
Kendati demikian, pihak PB WI menilai perkembangan wushu, itu baru merata di nomor sanda atau tarung ketimbang nomor taolu (seni) yang masih dikuasai atlet dari Pulaua Jawa atau Sumatra Utara. "Meski demikian, perkembangan ini terus bertahan sebab di nomor sanda, atlet-atlet potensial kita juga banyak," ujar wakil Sekjen PB WI Iwan Kwok.
Pada hari ketiga turnamen uji coba wushu, Sabtu (28/10) ini, dipertandingkan final empat kelas taolu dan 10 partai semifinal nomor sanda. Untuk kategori taolu, untuk nomor gunshu putra, atet DKI Jakarta David Hendrawan meraih medali emas dengan skor 9.63, sedangkan pewushu Bali, I Putu Eka Putrawan (skor 9.12) dan Arief Wiyarta Prakarsa asal Jateng (skor 9.01) meraih medali perak dan perunggu.
Di gunshu putri, medali emas direbut atlet pelatnas, Felda Elvira Santoso dengan skor 9.62, sedangkan Devi Indaryanti Taryono asal Jateng dengan skor 9.47 menempati peringkat kedua dan Ervina Yuliasari (skor 9,40) juga dari Jateng berada di posisi ketiga.
Atlet putra pelatnas, Erwein Wijayanto meraih medali emas di nomor qiangshu dengan skor 9.61. Ia mengalahkan atlet pelatnas lainnya, Muhammad Daffa (skor 9.56) yang berada di posisi kedua dan M Abdul Harist asal DKI Jakarta di peringkat ketiga (skor 9.43).
Atlet Jatim putri di nomor qiangshu, Natalie Chriselda Tanasa menjadi juara dengan skor 9.55. Ia mengungguli atlet pelatnas Thalia Lovita Sosrodjojo (skor 9.47) dan Desy Wulandari asal Jateng di posisi ketiga dengan skor, 9.46.
Pada kategori sanda, kelas 48 kg putri, atlet Kaltim, Yunisia Yuvita Lirung akan menantang atlet Jambi, Frisca Ria Wibowo di putaran final. Sementara di putaran semifinal, Yunisa menang atas Bayu Peni (Jateng), dan Frisca mengungguli Yunita Malau (Sumut).
Di kelas 52 kg putri, Melisa Try Andani (Jambi) akan ditantang atlet pelatnas, Rosalina Simanjuntak di final. Pada putaran semifinal, Melisa menang atas Ema Surbina br Purba (Sumut), sedangkan Rosalina mengalahkan Dea Mercintia Yuki (Kaltim).
Sedangkan di kelas 60 kg putri, Mei Yulia Nengsih (Sumut) melaju ke final setelah menang atas Ratih Erlyana Larasati (Jateng). Mei Yulia akan ditantang Odor Kasih Pasaribu (Sumut) yang menang atas Marina Nur Putri (Sumbar) di semifinal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika