REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban Afghanistan mengatakan, Kevin King, profesor dari Universitas Amerika Afghanistan yang diculik di Kabul tahun lalu, sakit parah dan membutuhkan perhatian medis mendesak.
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, King menderita penyakit jantung berbahaya dan masalah ginjal.
"Penyakitnya telah meningkat, kakinya bengkak dan terkadang dia menjadi tidak sadarkan diri dan kondisinya memburuk setiap hari," katanya, Senin, (30/10).
Pihaknya, jelas Mujahid, sudah berusaha merawatnya dari waktu ke waktu tapi tidak memiliki fasilitas medis karena berada dalam situasi perang.
Kementerian Luar Negeri AS meminta pembebasan segera dan tanpa syarat bagi King dan sandera lainnya. King dan rekannya dari Australia Timothy Weeks diculik pada Agustus 2016 saat mereka kembali ke kompleks mereka di ibukota Afghanistan.
Pejabat Afghanistan dan Barat percaya mereka diculik oleh jaringan Haqqani, sebuah kelompok militan yang berafiliasi dengan Taliban dan telah melakukan banyak penculikan.
Mereka mengakui ada upaya penyelamatan yang gagal dilakukan di Afghanistan timur beberapa bulan setelah keduanya ditangkap. Pernyataan Taliban tersebut terjadi sekitar dua minggu setelah pasukan Pakistan menyelamatkan Joshua Boyle dari Kanada dan istrinya Caitlan Coleman dari AS di dekat perbatasan Afghanistan.
Mereka ditahan oleh Haqqani sejak diculik pada 2012. Awal tahun ini, Taliban merilis sebuah video tentang King dan Weeks yang menunjukkan mereka memohon kepada pemerintah mereka untuk membebaskannya.
Penculikan dengan target profil tinggi telah menjadi bisnis yang menguntungkan bagi Taliban dan kelompok militan lainnya di Afghanistan. Mereka sering menuntut uang tebusan atau pelepasan anggota mereka yang besar.