Rabu 01 Nov 2017 08:25 WIB

Garda Revolusi: Rudal Iran Sanggup Jangkau Kepentingan AS

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
(Ilustrasi) Rudal jarak menengah Iran, Zolfaghar (ilustrasi).
Foto: EPA/ABEDIN TAHERKENAREH
(Ilustrasi) Rudal jarak menengah Iran, Zolfaghar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran tidak akan memperpanjang jangkauan rudal balistik 2.000 km milik mereka. Kepala Garda Revolusi Iran Mayjen Mohammad Ali Jafari mengatakan, dengan kekuatan yang ada Iran sudah bisa menyerang target musuh jika terjadi agresi.

Seperti dilansir dari Aljazirah, Selasa (31/10), Jafari menjelaskan jangkauan rudal dapat mencakup sebagian besar kepentingan dan kekuatan Amerika di kawasan.

Jafari mengatakan, kisaran rudal balistik didasarkan pada batasan yang ditetapkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Dia memperingatkan musuh Iran akan membayar harga mahal jika memprovokasi negaranya.

"Ada kemampuan untuk meningkatkan jangkauan ini, namun cukup untuk saat ini karena orang-orang Amerika berada dalam radius 2.000 km di seluruh negeri, dan akan mendapatkan tanggapan dalam kasus invasi apapun," kata Ali Jafari.

Menurut Jafari, meskipun AS terus beretorika terkait rudal Iran, namun AS sebenarnya takut akan konsekuensi perang dengan Iran. Ia mengatakan, orang Amerika sangat sadar bahwa mereka akan menjadi pecundang jika perang tersebut terjadi.

Garda Revolusi adalah kekuatan terpisah dari tentara Iran. Sementara itu, kepala staf militer Iran Mohammad Hussein Bagheri mengatakan militer berusaha memperbaiki keakuratan rudal balistik namun tidak bermaksud membawa hulu ledak nuklir.

Satu rudal balistik jarak jauh sejauh 2.000 km dari Iran tidak mampu menyerang Amerika Serikat, namun dapat mencakup sebagian besar wilayah Timur Tengah, termasuk beberapa pangkalan Amerika dan fasilitas angkatan laut di wilayah ini.

Program rudal Iran tidak tercakup dalam kesepakatan nuklir 2015 yang dicapai Teheran dengan kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat. Namun dalam pidato baru-baru ini yang mengumumkan de-sertifikasi perjanjian Iran, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan meminta Kongres untuk menjatuhkan sanksi terhadap program rudal Iran.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement