Kamis 02 Nov 2017 17:54 WIB

Pertamina Kantongi Pendapatan 31,8 Miliar Dolar AS

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pertamina
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) hingga September 2017 ini mengantongi pendapatan sebesar 31,8 miliar dolar AS. Pendapatan ini memang diakui oleh Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertamina harus kehilangan sekitar 1,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 19 triliun dibandingkan tahun lalu.

Elia menjelaskan penurunan pendapatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, adanya kenaikan harga minyak dunia hingga 10 persen membuat Pertamina harus mengeluarkan cost yang lebih besar. Belum lagi kata Elia, Pemerintah ditengah harga minyak dunia yang naik belum juga melakukan penyesuaian harga jual BBM.

"Tentu harga naik ini tentunya kita berharap ada penyesuaian harga per tiga bulan. Kalau sesuai formula, pendapatan kita 32,8 miliar dolar AS. Karena nggak disesuaikan maka kita hanya dapat 31,38 miliar dolar AS. Jadi kita kekurangan revenw karena harga gak disesuaikan. Tapi its, okay. Ini kan kebijakan pemerintah dinikmati oleh konsumen Pertamina. Konsumen dapat harga BBM yang lebih murah," ujar Elia, Kamis (2/11).

Elia menjelaskan ongkos produksi Pertamina pun naik 30 persen dari sebelumnya Rp 21,5 triliun menjadi Rp 27,4 triliun. Kenaikan biaya ini rata-rata disebabkan oleh kenaikan harga BBM.

Meski tak banyak meraup pendapatan namun Elia menjelaskan secara laba Pertamina mendapatkan kenaikan laba sekitar 7 persen dibandingkan tahun lalu. Hingga September tahun ini Pertamina mengantongi laba sebesar 2,83 miliar dolar AS.

"Jadi, dari sisi efisiensi kita semakin membaik sebenarnya dengan adanya program program yang kita terapkan. Delapan prioritas yang kita tekankan adalah restrukturisasi biaya. Dan kita program restrukturisasi biaya dibarengi investasi jadi biaya kita akan semakin lebih baik," ujar Elia.

Pendapatan yang dikantongi Pertamina pada tahun ini tak lepas dari penjualan BBM dan Non BBM. Direktur Pemasaran Pertamina, Iskandar menjelaskan bahwa penjualan BBM mengalami kenaikan 5 persen jika dibandingkan tahun lalu. Sedangkan untuk non BBM tahun ini tumbuh sebesar 4 persen.

Selain itu, pendapatan Pertamina juga mengantongi pendapatan dari sisi penjualan Non BBM dari penjualan Avtur. Dibandingkan tahun lalu, penjualan Avtur cukup signifikan, dibandingkan tahun lalu naik 10 persen.

Direktur Keuangan Pertamina, Arif Budiman menjelaskan hingga akhir tahun nanti Pertamina mentargetkan bisa mengebut laba paling tidak sampai 2,15 miliar dolar AS. "Kita optimis msih diatas 2 miliar dolar. Harga minyak aja udah naik 10 persen. Mungkin kita masih bisa naikin lagi pada akhir tahun 2,15 miliar dolar AS," ujar Arif.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement