REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul Aisyiyah menyelenggarakan Tanwir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 3-5 November 2017. Ada tiga hal utama yang akan dibahas Nasyiatul Aisyiyah dalam Tanwir, salah satunya tentang keluarga muda tangguh Nasyiatul Aisyiyah.
Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini mengatakan, di dalam Tanwir akan membahas persoalan perempuan dan anak dalam hubungannya dengan keadilan sosial di Indonesia. Ada tiga hal yang akan dibahas Nasyiatul Aisyiyah dalam Tanwir. Pertama, keluarga muda tangguh Nasyiatul Aisyiyah.
"Kedua, Manifesto Banjarmasin. Ketiga, review Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nasyiatul Aisyiyah," kata Diyah kepada Republika, Kamis (2/11).
Ia menerangkan, keluarga muda tangguh merupakan gerakan yang akan dilaunching saat Tanwir. Gerakan ini nantinya akan menjadi gerakan bersama dan menjadi fokus perhatian Nasyiatul Aisyiyah. Nasyiatul Aisyiyah juga mencanangkan sepuluh pilar keluarga muda tangguh. Di antaranya, kokoh aqidah dan akhlaqul karimah, sehat jasmani dan rohani, kemandirian, keadilan dengan semangat Al Ma'un dan kesetaraan akses. Kemudian, demokrasi, anti kekerasan, misi perdamaian, ramah lingkungan dan tangguh bencana.
"Selain itu, Nasyiatul Aisyiyah juga akan melaunching gerakan peduli stunting pada anak," ujarnya
Kemudian, Diyah melanjutkan penjelasannya tentang Manifesto Banjarmasin. Manifesto ini berupa rekomendasi yang akan diberikan kepada pemerintah, kader Nasyiatul Aisyiyah dan Muhammadiyah. Tentu rekomendasinya berkaitan dengan isu-isu tentang perempuan dan anak. Dikatakan dia, yang ketiga, Nasyiatul Aisyiyah melakukan review dan perbaikan AD/ART Nasyiatul Aisyiyah.
Setelah Tanwir, Diyah berharap kader Nasyiatul Aisyiyah bisa mengadvokasi diri sendiri dan perempuan di sekitarnya. "Keluarga muda tangguh menjadi jargon kegiatan Nasyiatul Aisyiyah di seluruh pelosok Indonesia. Keluarga muda tangguh akan menjadi program kerja bersama," ungkapnya.
Tema Tanwir Nasyiatul Aisyiyah tahun ini "Perempuan Muda Berkemajuan untuk Keadilan Sosial." Mengapa diambil tema tersebut, dijelaskan Diyah, karena perempuan dan anak-anak hari ini masih mengalami ketidakadilan di Indonesia. Masih ada ketidakadilan hukum, sistem, pendidikan dan ekonomi terhadap perempuan dan anak.
Ia juga menjelaskan, selama ini program Nasyiatul Aisyiyah fokus kepada perempuan berusia 17 tahun sampai 40 tahun. Jadi sudah termasuk fokus pada program-program yang berkaitan dengan remaja, ibu muda dan anak.