REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Etnis Rohingya yang tinggal di pos-pos pengungsian sangat membutuhkan air bersih, terutama untuk kebutuhan minum. Oleh karena itu Dompet Dhuafa bersama Indonesia Humanitarian Alliance (IHA) menginisiasi program penyediaan air bersih di pengungsian dalam dua bentuk skema.
"Yang pertama adalah skema Solar Disinfektan (Sodis) yang sudah berjalan. Kedua adalah dengan menyediakan water purifier," kata General Manager Ekonomi dan Pengembangan Sosial Dompet Dhuafa, Benny melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (5/11).
Benny menerangkan, program Sodis sudah dilakukan dan disosialisasikan oleh tim kemanusiaan yang berada di pengungsian. Air bersih yang telah ditampung dalam botol pet tembus pandang dijemur selama enam jam di atas atap seng. Metode ini digunakan untuk mengurangi kuman di dalam air yang bisa menyebabkan diare dan disentri.
Ia menjelaskan, tahap kedua yang sedang dipersiapkan adalah penggunaan water purifier. Dengan teknologi yang akan dikembangkan dari hasil kerjasama Dompet Dhuafa dengan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 80-an. Teknologi yang telah diterapkan di Aceh ini dilakukan dalam dua metode, manual dan pumping machine.
"Dengan teknik ini, air tidak layak minum seperti air sungai atau genangan banjir dapat dipurifikasi. Sehingga menjadi air layak konsumsi," ujarnya.
Dikatakan Benny, untuk menunjang program tersebut, sebagian teknologinya akan dibawa dari Indonesia. Sebagian lainnya akan dikembangkan di wilayah Bangladesh. Ia menginformasikan, kondisi pengungsi Rohingya hingga saat ini belum ideal, baik dari segi kesehatan maupun lingkungannya. Untuk itu, dukungan dan bantuan masih dibutuhkan.
Maka, dengan program penyediaan air bersih, diharapkan para pengungsi dapat memperoleh air layak minum dan layak konsumsi. Sehingga kondisi fisik mereka bisa terhindar dari ancaman penyakit.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement