Senin 06 Nov 2017 00:05 WIB

Pasien Bunuh Diri Lompat dari Lantai Empat Rumah Sakit

Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Seorang pasien berinisial SM (43) warga Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, diduga bunuh diri dengan terjun dari lantai empat Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak, Ahad.

"Pasien tersebut diduga depresi terkait penyakit HIV, sehingga tadi pagi sekitar pukul 07.30 WIB, ia ditemukan tergeletak dengan kondisi mengenaskan di halaman Rumah Sakit tersebut," kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kota, Kompol Muhammad Husni Ramli di Pontianak.

Ia menjelaskan, kesimpulan sementara korban diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai empat rumah sakit tersebut. Husni menambahkan, korban sudah dirawat selama selama beberapa hari di RS Santo Antonius Pontianak Kota, dan selama dalam masa perawatan ia juga ditemani istri dan anaknya.

"Dokter menangani korban selama dirawat di RS tersebut adalah dr Petrus Hasibuan dan korban terindikasi mengidap HIV," katanya.

Pada saat korban terjun dari jendela kamar VIP 333 ruang Maria 2 lantai 4 ini, tidak ada satu pasien pun yang mengetahuinya. Kebetulan juga, istri korban sedang mencari makanan di luar dan anak korban yang menjaga pasien juga sedang berada dalam toilet.

"Melihat kosong tanpa penjagaan, korban beranjak dari tempat tidur perawatan dan kemudian meloncat dari lantai empat hingga jatuh di pekarangan Rumah Sakit Santo Antonius, akibatnya korban meninggal dunia di tempat kejadian," ujarnya.

Di lokasi kejadian, ada tiga orang petugas keamanan bersama seorang perawat perempuan yang menggngkat jasad korban dari halaman RS Santo Antonius tersebut. "Hingga saat ini jenazah korban masih berada di UGD RS Santo Antonius," kata Husni.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement