REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Menurut The Guardian, Senin (6/11), sedikitnya ada 27 korban tewas dan 20 lainnya terluka setelah seorang pria bersenjata menembaki jemaat di gereja First Baptist di kota kecil Sutherland Spring, Texas, AS pada Ahad (5/11). Pendeta gereja Frank Pomeroy mengatakan putrinya menjadi salah satu korban tewas.
Usia korban berkisar antara lima sampai 72 tahun. Beberapa korban terluka masih dirawat di rumah sakit dengan tingkat luka yang beragam. Dariluka ringan sampai luka yang mengancam nyawa.
Pelaku penembakan brutal, pria bersenjata tersebut, digambarkan oleh polisi dengan ciri-ciri berkulit putih yang berusia sekitar 26 tahun. Pria disebutkan berpakaian taktikal dengan rompi balistik. Dia pertama kali terlihat di sebuah stasiun pengisian bahan bakar di Sutherland Springs sekitar pukul 11.20 waktu setempat.
Dia kemudian beralih ke gereja tempat dia melancarkan penembakan brutal sebelum memasuki gedung. Saat keluar dari gereja, dia sempat diadang oleh beberapa penduduk sekitar. Namun dia berhasil melarikan diri dari tempat kejadian.
Namun dia ditemukan tewas di mobilnya di dekat perbatasan provinsi setelah kendaraannya kecelakaan. Tidak diketahui apakah ia tewas karena ulahnya sendiri atau tembakan dari orang-orang yang mencegatnya. Beberapa media AS telah merilis identitas pelaku.
Presiden AS Donald Trump yang saat ini sedang berada di Tokyo untuk kunjungan kenegaraannya mengatakan penembakan tersebut adalah kejahatan mengerikan dan tindakan yang buruk. Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan ini adalah potret kejadian terburuk dalam sejarah modern di negara bagian tersebut.