REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chelsea sukses mempermalukan Manchester United (MU) 1-0 pada lanjutan Liga Primer Inggris pekan ke-11 di Stamford Bridge, Ahad (5/11) kemarin. Gol tunggal the Blues hadir melalui tandukan indah dari Alvaro Morata.
Namun dalam kemenangan itu tersirat insiden kecil antara kedua pelatih. Juru taktik Chelsea Antonio Conte terlihat tenggelam dalam euforia. Pelatih asal Italia menghilang setelah laga usai dan enggan berjabat tangan pelatih MU Jose Mouirnho yang telah menunggunya di depan lorong pintu kamar ganti.
Tentu, tak ada yang mengira bahwa adegan jabat tangan tersebut hilang dari ritual biasanya. Kamera televisi bahkan memperluas dugaan apa yang akan terjadi kepada dua seteru ini. Pasalnya, selain rivalitas kedua tim besar (Chelsea dan Manchester United), kurang harmonisnya hubungan Conte dengan Mourinho menghadirkan bumbu penyedap dalam perebutan gelar Liga Primer Inggris 2017/2018.
Namun, rasanya terlalu berlebihan hingga Conte menepikan prosesi budaya dalam pelaksanaan sepak bola itu sendiri, sebab jabat tangan memiliki makna yang lebih dalam dari sekedar menempelkan tangan satu manusia dengan yang lainnya. Ia menjadi simbolis kepercayaan atau respek antarkedua belah pihak jelang pertandingan atau pun sesudah pertandingan.
Meski begitu Conte memiliki alasan lain dengan memberikan pendapatnya terkait kejadian tersebut. "Bersalaman tidak penting. Penting untuk memenangi pertandingan. Anda harus memiliki rasa hormat di lapangan. Di akhir pertandingan saya pergi menyalami para ofisial pertandingan dan dilanjutkan dengan pemain-pemain saya. Jika saya menyalami seseorang dua kali, saya pikir itu sudah cukup," ujar Conte dilansir Sky Sports, Senin (6/11).
Alhasil, hilangnya Conte tak membuat Mourinho kecewa. Ia terlihat santai dengan situasi itu dan memilih menyalami beberapa staf kepelatihan the Blues untuk kemudian masuk lorong ganti pemain.
"Dia (Conte) menghilang. Jadi saya menjabat tangan asistennya, pada dasarnya itu sama saja," ucap mantan pelatih Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid itu selepas pertandingan.
Pelatih 54 tahun menambahkan jika dirinya tak perlu sampai harus berlari-lari mengejar Conte hanya untuk merasakan dinginnya telapak tangan pelatih Chelsea. "Anda mau saya berlari mengejarnya ke tengah lapangan? Saya tidak bisa berlari hanya untuk mengejar dirinya," sambung Mourinho.
Permasalahan Conte dan Mourinho bukan lagi rahasia umum, keduanya memang pantas diibaratkan dengan film anak-anak, Tom and Jerry. Perseturuan antara kedua pelatih memuncak pada musim lalu di tempat yang sama, Stamford Bridge. Saat itu The Roman Emperor berhasil mengalahkan The Red Devils dengan skor telak 4-0. Conte, dengan gayanya yang meledak-ledak merayakan kemenangan tersebut dengan antusias yang sangat tinggi.
Lantas Mourinho menilai euforia yang dilakukan eks pelatih Juventus terlalu berlebihan. Kabar yang beredar melaporkan jika Mourinho sempat mengatakan kepada Conte apabila perayaan kemenangan itu sangat merendahkan dirinya. Sejak saat itu, hubungan antara Mourinho dan Conte dianggap bagai bara api.