REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menegaskan perlunya upaya serius untuk menangkal radikalisme di dunia pendidikan.
Upaya itu dapat dilakukan dengan melatih 10 ribu guru dan pengawas agar bisa memberikan pengajaran Islam yang moderat. Upaya lainnya adalah membentuk pusat kajian moderasi agama di setiap perguruan tinggi Islam yang ada.
"Pusat kajian moderasi agama itu dalam rangka megantisipasi fakta sedang terjadi proses radikalisme dengan intensitas yang masih variatif," kata Kamaruddin di sela acara Survei Nasional tentang Sikap Keberagamaan di Sekolah dan Universitas di Indonesia, Rabu (8/11).
Ia menambahkan, meski intensitas radikalisme yang terjadi di perguruan tinggi, madrasah, lembaga pendidikan Islam, dan pesantren terbilang masih variatif, namun perlu upaya mengantisipasi agar pemikiran atau ajaran yang dikatakan radikal itu tidak berkembang.
Kementerian Agama sendiri sampai saat ini bekerjasama dengan pihak terkait yang ingin melakukan penetrasi terhadap lembaga pendidikan dengan memasukkan ideologi yang moderat. Hal itu diperlukan dalam upaya mencegah berkebangnya paham radikalisme di dunia pendidikan.
Acara pemaparan hasil survei yang diselenggarakan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu sendiri menemukan adanya potensi radikalisme di dunia pendidikan.
Kamarudin mengimbau semua pihak untuk memberikan perhatian lebih sebagai upaya antisipasi. Pihaknya mengapresiasi atas upaya semua pihak yang punya inisiasi dan ikhtiar melakukan potret realitas fakta keagamaan. "Kita sedang melakukan langkah antisipasi untuk mengarus utamakan keagamaan yang moderat," katanya.
Para pelajar diminta agar menuntut ilmu dengan baik dan tidak menangkap pemahaman keagamaan yang radikal. "Kepada anak-anak kita yang masih search of identity, ya ini kita berharap mereka betul-betul belajar dengan tekun jangan sampai karena ketidak pahamnya, ketidak tahuannya karena pemahanan yang dangkal kemudia keagamaan yang radikal," tutur Kamaruddin.