REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas bank umum syariah kelompok usaha II (BUS BUKU II) dan BUKU I diprediksi tumbuh positif pada 2018 seiring tambahan modal, penajaman bisnis, dan aksi korporasi yang akan dilakukan.
Dalam paparan Proyeksi Perbankan Syariah 2018 oleh Karim Consulting Indonesia (KCI), Presiden Direktur Karim Consilting Indonesia Adiwarman Karim menejelaskan, BUS BUKU II terbesar, Bank Muamalat Indonesia (BMI) akan mengalami revitalisasi dengan tambahan modal dan penanganan pembiayaan bermasalah. Aset BMI diproyeksikan akan naik mencapai Rp 69,87 triliun tahun depan.
Di kelas tengah, pertumbuhan aset BNI Syariah akan ditentukan aksi korporasi dan langkah pemerintah. Sementara BRISyariah diprediksi akan mencari tambahan modal baru untuk baik BUKU. Aset BRISyariah diprediksi akan mencapai Rp 38,07 triliun pada 2018.
''Kami duga BRISyariah akan komplemen terhadap induk, dimana BRISyariah akan fokus ke konsumer dengan porsi bisa hingga separuh bisnis, bukan ke mikro,'' ucap Adiwarman di Kompleks Taman Ismail Marzuki, Rabu (8/11).
Tahun depan, Bank Panin Dubai Syariah bisa bergerak lebih cepat dengan visi, sistem dan manajemen baru. Bisnis bank dengan //ticker// PNBS di Bursa ini akan bergeser dari mikro ke konsumer dan korporasi. Aset PNBS diprediksi akan tumbuh mencapai Rp 12,62 T.
BTPN Syariah akan jadi anomali sendiri di antara BUS yang ada karena pertumbuhannya akan sangat bagus dengan pertumbuhan aset mencapai Rp 10,71 triliun. Pada 2020, dengan prediksi aset sebesar Rp 15,38 triliun, BTPN Syariah bisa jadi dibeli, membeli, atau menggabungkan diri dengan BUS lain.
KCI memprediksi, BCA Syariah akan meninjau ulang strategi mereka untuk menguatkan manajemen risiko dan berpikir ulang sebaran portofolio pada 2018. Pasca itu, BCA Syariah dapat tumbuh solid. Pada 2018, aset BCA Syariah diproyeksi tumbuh menjadi Rp 6,62 triliun.
Tahun depan, Bank Syariah Bukopin (BSB) diproyeksi akan mengeksekusi rencana revitalisasi yang disusun sepanjang paruh ke dua 2017 dengan aset mencapai Rp 8,06 triliun pada 2018. ''Mereka akan menyebar portofolio baru sehingga ada reorientasi pasar,'' kata Adiwarman.
Setelah beberapa restrukturisasi, Bank Mega Syariah diprediks akan melakukan reorientasi pasar dan aset mereka tumbuh menjadi Rp 7,9 triliun. Selain melakukan reorientasi pasar, Bank Victoria Syariah juga akan masuk ke segmen yang selama ini belum dimasuki dan asetnya mencapai Rp 2,22 triliun.
Sementara aset Bank Maybank Syariah diprediksi akan tumbuh berdasarkan aksi korporasi yang dilakukan, tumbuh secara organik atau anorganik. Secara organik, aset Bank Maybank Syariah diprediksi akan mencapai Rp 1,56 triliun atau lompat menjadi Rp 26, 59 triliun jika ada upaya anorganik.