Senin 13 Nov 2017 20:00 WIB

Honduras Izinkan Umat Islam Jeda Bekerja untuk Shalat Jumat

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Shalat Jumat
Foto: Prayogi/Republika
Shalat Jumat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi komunitas Muslim Honduras didirikan beberapa tahun terakhir. Program pertamanya adalah mendirikan dan mengaktifkan pusat keislaman di ibu kota. Pusat Islam ini terdiri dari masjid, universitas dan sekolah, ruang konferensi dan pertemuan, serta perpustakaan.

Selain itu, asosiasi ini juga telah menggalang dana warisan Islam untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan komunitas Muslim. Proyek pertama adalah pusat Islam di ibu kota.

Ada tiga bangunan di Honduras yang disewa komunitas Muslim. Semuanya dimanfaatkan untuk melaksanakan shalat berjamaah. Asosiasi Islam Honduras mulai menjalin kerja sama dengan kelompok Muslim Guatemala, El Salvador dan Nikaragua, untuk menyatukan kekuatan. Mereka mengoordinasikan upaya untuk mengembangkan pesan Islam di dunia. Selain itu mereka juga mendirikan Dewan Islam yang tinggi di Amerika Tengah.

Pemerintah Honduras mengizinkan Muslim meninggalkan pekerjaan mereka untuk shalat Jumat. Mereka juga diizinkan mendirikan madrasah di ibu kota untuk belajar Alquran. Pengajarnya adalah sukarelawan yang memahami ajaran Islam dan bahasa Arab.

Asosiasi Islam Honduras memainkan peran penting dalam dakwah untuk meningkatkan kesadaran akan Islam dan menye barkan ajaran agama tersebut. Asosiasi tersebut mengonsentrasikan sebagian besar khutbahnya tentang orang-orang Honduras Afrika yang percaya bahwa sekutu mereka adalah Muslim.

Asosiasi juga bekerja dalam penerbitan buku dan majalah Islam yang dicetak dalam bahasa Spanyol dan Inggris. Umat Islam di Honduras sangat menyukai pengetahuan Islam, tapi untuk mendapatkannya mereka me merlukan dukungan dari organisasi Islam internasional.

Mereka dapat menegaskan identitas dan keyakinan sendiri di hadapan penduduk setempat. Muslim juga memi liki sumber daya untuk membangun masjid dan sekolah agama yang layak untuk dikun jungi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement