REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menggelar kegiatan Halaqah Dakwah Nasional di Jakarta mulai Senin (13/11) hingga Rabu (15/11). Dalam kegiatan ini, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis mengatakan, bahwa pada tahun 2018 mendatang pihaknya akan meningkatkan standarisasi dai ke tingkat Internasional.
"InsyaAllah di tahun 2018, kita mencanangkan untuk meningkatkan standarisasi dai-dai kita yang mungkin hanya stadandar nasional, dan nanti jadi standar dai Internasional," kata dia, kepada Republika.co.id, Selasa (14/11).
Cholil mengatakan, nantinya dai-dai yang diseleksi dan layak untuk berdakwah di tingkat Internasional itu akan dikirimkan ke sejumlah negara seperti ke Mesir, Oman, dan juga ke Arab Saudi. Dengan demikian, para dai tersebut kedepannya mempunyai bekal wawasan Islam Internasional.
"MUI harus menyiapkan dai go Internasional, tahun lalu kita sudah mengirimkan ke Eropa, InsyaAllah kita akan tingkatkan. Selain pengiriman kita tingkatkan kolaborasi dakwah, dakwah ala indonesia," ucapnya.
Ketua Umum MUI Prof Ma'ruf Amin mengatakan, bahwa dalam mencanangkan dai Internasional ini, MUI akan bekerja sama dengan berbagai lembaga Internasional, seperti di Eropa maupun di Amerika Serikat. "Kita kerja sama dengan badan-badan Internasional baik di Eropa maupun di Amerika yang memerlukan dai Internasional. Kita menyiapkan. Nah selama ini udah ada permintaan-permintaan di Amerika," kata Kiai Ma'ruf.
Kendati demikian, menurut Rais Am PBNU ini, tidak semua dai bisa dijadikan sebagai dai Internasional. Karena, menurut dia, dai Internasional harus mampu memenuhi beberapa syarat.
"Tidak semua dai bisa dijadikan dai Internasional, tapi dai-dai pilihan. Pertama, dia bisa menguasai Bahasa Inggris dengan fasih. Yang kedua dia punya kkmitmen kemanusiaan yang tinggi. Jadi, nanti bisa mengenalkan Islam ala Indonesia ke luar negeri," kata Kiai Ma'ruf.