Kamis 16 Nov 2017 21:40 WIB

Kongres Kebudayaan Mandar akan Melihat Mandar dari Laut

Rep: Priyantono Oemar/ Red: Karta Raharja Ucu
Menenun Sarung Mandar
Foto: Tammangale
Menenun Sarung Mandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tujuh kerajaan hulu sungai (Pitu Ulunna Salu) berkewajiban menangkal musuh yang datang dari arah pedalaman. Tujuh kerajaan muara sungai (Pitu Babana Binanga) berkewajiban menangkal musuh yang datang dari arah laut.

"Itulah perjanjian Allamungan Batu di Luyo di masyawarah yang diadakan di Luyo tabasalah," ujar Koordinator Program Kongres Kebudayaan mandar, Sulawesi Barat, Zulkifly Pagessa, Kamis (16/11).

Membicarakan peradaban Mandar, kata Pagessa, tak bisa lepas dari pembicaraan perjanjian yang di kemudian hari dikenal sebagai Sipamandar ini. Sipamandar diartikan sebagai saling menguatkan.

Di abad ke-16, pesisir barat Sulawesi dikenal sebagai bandar niaga. Hal ini menandakan sejarah kebudayaan maritim peradaban Mandar telah berlangsung sejak berabad-abad lampau. Kebudayaan Mandar yang sarat dengan dinamika kemaritiman, menurut Pagessa, menjadi bagian dari sejarah gemilang kemaritiman Indonesia.

Maka, Kongres Kebudayaan Mandar yang digagas Dewan Kebudayaan Mandar diharapkan menjadi titik tolak baru melihat Mandar dari laut. Kongres Kebudayaan Mandar 2017 yang dilaksanakan pada 17-18 November 2017 ini menghadirkan para pakar dan ahli dari berbagai bidang. Khususnya pada bidang kemaritiman sebagai pembicara dan narasumber.

"Tema sentral Kongres Kebudayaan Mandar yaitu Kebudayaan Maritim Mandar: Masa Lalu, Hari Ini, dan Masa Depan," jelas Pagessa.

Ketua Dewan Kebudayaan Mandar, Muhaimin Faisal, menyatakan sebagai bangsa yang disatukan oleh laut dan samudra, saat ini telah menjadi perhatian pemerintah. Sebagai bangsa yang di satukan oleh laut dan samudera, pembangunan sektor kemaritiman cukup tertinggal lama.

"Misi pembangunan maritim pemerintahan Jokowi-JK memberikan harapan baru bagi masyarakat pesisir di Indonesia, yang hidup dengan kultur maritim yang mengakar kuat, seperti halnya masyarakat Mandar," tutur Faisal.

Kongres Kebudayaan Mandar selama dua hari itu akan disertai dengan berbagai kegiatan pendukung. Ada pameran buku dan literasi kebudayaan Mandar, pertunjukan seni budaya, pameran foto, dan berbagai kegiatan pendukung lainnya. Gubernur Provinsi Sulawesi Barat akan membuka kongres ini sekaligus menjadi pembicara kunci.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement