Jumat 17 Nov 2017 18:06 WIB

Israel Bersedia Berbagi Informasi Intelijen dengan Saudi

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Kepala Staf Militer Israel Letnan Jenderal Gadi Eisenkot.
Foto: Reuters
Kepala Staf Militer Israel Letnan Jenderal Gadi Eisenkot.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah media online Arab Saudi terkemuka menerbitkan hasil wawancara dengan kepala staf militer Israel. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menandakan kerja sama yang lebih erat antara kedua negara melawan saingan regional mereka, Iran.

Media Elaph, pada Kamis (16/11) mengutip Letnan Jenderal Gadi Eisenkot yang mengatakan Israel siap berbagi informasi intelijen untuk menghadapi ancaman Teheran. Militer Israel telah mengonfirmasi isi wawancara tersebut. Hal ini menjadi episode langka, mengingat Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik formal.

Dalam wawancara tersebut, Eisenkot menyebut Iran sebagai ancaman terbesar dan nyata di Timur Tengah dengan menuduhnya mendukung kelompok bersenjata di seluruh wilayah tersebut. Menurut dia, Iran perlu segera dihentikan agar tidak menyebarkan pengaruhnya.

Kemudian seorang koresponden militer untuk Jerusalem Post, Anna Ahronheim mengatakan kepada Aljazirah wawancara tersebut dilakukan oleh seorang wartawan Israel dari Druze di Tel Aviv. "Ini kesempatan yang cukup signifikan," kata Ahronheim yang menjelaskan Eisenkot bahkan tidak memberikan wawancara ke kantor berita Israel. Ini jelas merupakan langkah besar bagi Eisenkot.

Ahronheim juga mengatakan, meskipun kedua negara tersebut tidak mungkin segera bekerja sama dalam berbagi informasi intelijen secara luas, namun keduanya dapat bekerja sama lebih erat, terutama dalam menghadapi Iran.

Bagaimanapun Eisenkot mengatakan dalam wawancaranya tersebut tidak ada kepentingan di Israel untuk melancarkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon yang terkait dengan Iran.

Israel telah banyak membuat perserikatan publik dengan Arab Saudi menyusul dilantiknya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat pada awal tahun ini. Seperti pada Juni lalu Menteri intelijen dan transportasi Israel Yisrael Katz menyarankan agar Raja Saudi mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk diundang ke Riyadh untuk membangun hubungan diplomatik penuh.

Katz juga mengatakan Raja Salman harus mengirimkan anaknya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman ke Tel Aviv. AFP melaporkan Mohammed bin Salman melakukan kunjungan rahasia ke Tel Aviv pada September, meski laporan tersebut disanggah Arab Saudi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement