Selasa 21 Nov 2017 18:25 WIB

Gunung Agung Erupsi, Bandara Ngurah Rai Tetap Beroperasi

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Gunung Agung meletus
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Gunung Agung meletus

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Gunung tertinggi di Pulau Dewata, Gunung Agung erupsi sejak pukul 17.35 WITA, Selasa (21/11). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengamati asap bertekanan sedang dengan warna kelabu tebal yang tingginya maksimum 700 meter di atas puncak kawah.

Meski demikian, Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim mengatakan operasional penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap normal. "Bandara masih berjalan normal. Meski demikian, pemantauan visual melalui laporan pilot tetap dijalankan," kata Arie di Mangupura, Badung, Selasa (21/11).

Arie mengatakan berdasarkan kabar terbaru terhitung sejak pukul 18.20 WITA, arah pergerakan angin masih ke timur cenderung ke tenggara. Kondisi masih aman untuk pesawat lepas landas (take off) dan mendarat (landing).

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti semua rekomendasi dari PVMBG. Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan diimbau tidak berada atau melakukan aktivitas apapun di zona perkiraaan bahaya "Zona tersebut terdapat di seluruh area kawah puncak, ditambah perluasan area sektoral ke utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 7,5 km," katanya.

Zona perkiraan bahaya ini sifatnya dinamis dan terus dievaluasi. Itu berarti kondisinya bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan terbaru Gunung Agung. PVMBG masih menganalisis aktivitas vulkanik gunung berapi tersebut. Sutopo mengatakan belum ada lonjakan kenaikan aktivitas kegempaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement