Kamis 23 Nov 2017 00:01 WIB

Indonesia Siap Memfasilitasi Perdamaian di Afganistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Wapres Jusuf Kalla menerima Mohammad Karim Khalili Pimpinan High Peace Council (HPC) Afghanistan di Istana Wapres, Rabu (22/11).
Foto: Dok. Istimewa
Wapres Jusuf Kalla menerima Mohammad Karim Khalili Pimpinan High Peace Council (HPC) Afghanistan di Istana Wapres, Rabu (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan pimpinan High Peace Council (HPC) Afganistan Mohammad Karim Khalili dan melakukan dialog dengan seluruh delegasi di Istana Wakil Presiden. Kedatangan HPC bertujuan untuk mengajak Indonesia menangani konflik yang terjadi di Afganistan.

Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia siap untuk memfasilitasi perdamaian di Afganistan. Karena, Indonesia memiliki pengalaman dalam meredam konflik yang terjadi di sejumlah daerah. "Tentu situasi disana (Afganistan) berbeda, karena konteksnya mungkin saja berbeda," ujar Jusuf Kalla, Rabu (22/11).

Jusuf Kalla menjelaskan, Indonesia siap menjadi penengah atau mediator dalam upaya meredakan konflik di Afganistan. Sama halnya dengan Finlandia yang menjadi mediator ketika terjadi konflik di Aceh beberapa tahun silam.

Saat itu, Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka sepakat untuk bersamai setelah terlibat konflik selama 29 tahun. Perjanjian damai tersebut ditandatangani di Helsinki, Finlandia pada Agustus 2005. "Itu namanya mediasi kan, karena kalau dua kelompok itu saling berselisih ya musti ada orang di tengahnya memfasiliasi, sama seperti kita lakukan dulu di Helsinki. Kita minta mantan presiden Helsinki untuk menjadi mediator. Kita siap itu," kata Jusuf Kalla.

Sebelumnya, pimpinan dan delegasi HPC diterima oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Istana Bogor. Presiden Jokowi mengatakan, Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Umat Beragama Din Syamsudin akan terlibat dalam pencarian solusi itu. Tugas Din, mengumpulkan ulama untuk bersama membahas solusi bagi Afghanistan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement