REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penulis Inggris Suzanne Hemming frustrasi membaca kisah dongeng yang selalu bercerita tentang para putri yang menanti kedatangan pangeran tampan. Seolah perempuan diajarkan untuk hanya menjadi cantik, duduk manis, dan menunggu pahlawan berkudanya.
Hemming berinisiatif meluruskan anggapan stereotip dan bias gender yang mengarah pada seksisme itu lewat karya. Perempuan 45 tahun asal London tersebut pun menulis buku anak-anak berjudul Shes Not Good for A Girl, Shes Just Good!.
Buku bercerita tentang bocah lelaki bernama Frank yang tidak percaya temannya Florence jago olahraga karena berjenis kelamin perempuan. Karya tersebut diganjar penghargaan platinum untuk kategori buku baru pada ajang Smallish Design Awards 2017.
Saat ini, Hemming sedang menyiapkan buku kedua dan telah mendirikan perusahaan penerbitan yang khusus merilis buku bertema nonbias gender. Ia mengatakan, awal mula dirinya tergerak dipicu kekhawatiran pada putrinya Thea yang kini berusia empat tahun.
Saat membacakan buku untuk Thea, ia tersadar bahwa kisah-kisah yang dahulu juga dinikmatinya semasa kecil menyimpan pesan tersirat yang kurang memberdayakan perempuan. Hemming tidak ingin pesan sama ia ajarkan untuk putrinya atau generasi lain di masa datang.
Semakin ia berpikir mengenai hal itu, semakin ia melihat stereotip gender di mana-mana, baik lewat iklan maupun slogan umum. Misalnya, anak lelaki ditampilkan bermain truk dan mobil-mobilan sementara bocah perempuan dibombardir dengan cat kuku serta glitter.
Padahal, kata Hemming, tidak ada salahnya jika anak perempuan suka mainan Lego, hobi olahraga, jago matematika dan sains, atau ingin jadi insinyur. Anak laki-laki pun tidak seharusnya dilarang bermain boneka atau dinasehati dengan kalimat 'jangan cengeng seperti perempuan'.
"Saya tidak bisa berhenti memikirkan pesan kurang tepat yang selalu kita sampaikan kepada anak-anak. Semoga karya ini akan mencegah stereotip gender, yang menurut saya sangat membatasil," ucapnya, dikutip dari laman Daily Mail.