REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Usai penahanan Ketua Umum (Ketum) Golkar Setya Novanto oleh KPK terkait dugaan korupsi KTP-el, sejumlah kader menginginkan pergantian kepemimpinan agar citra partai tak semakin jatuh menjelang pemilihan umum 2019. Nama Koordinator Bidang Ekonomi DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto pun disebut-sebut sebagai pengganti Novanto.
Saat ini ia telah mengantongi restu dari Jokowi terkait pencalonannya sebagai ketua golkar di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Pernyataan tersebut diketahui oleh Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi melalui sambungan telepon dengan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno.
"Airlangga Hartarto kemarin sudah bertemu presiden. Berdasarkan pembicaraan saya melalui telepon dengan Pak Pratikno menyatakan bahwa presiden mendukung penuh Pak Airlangga Hartarto untuk maju di Munaslub," ucap Dedi kepada wartawan usai menghadiri diskusi panel dalam memperkokoh soliditas untuk mencari solusi terbaik guna pemyelamatan partai Golkar di Sleman, Yogyakarta, Ahad (26/11).
Lanjutnya, bagi Dedi usulan munaslub tersebut merupakan respon dari pendapat rakyat yang menginginkan adanya pembenahan pada partai beringin. "Kita ini menangkap aspirasi yang tumbuh di masyarakat untuk melakukan perubahan dari sisi koridor organisasi," ucap Dedi.
Dalam acara yang sama, Dewan Penasihat MKGR Kosgoro Gandung Pardiman menyatakan bahwa kader daerah terus berupaya mendorong partai untuk sesegera mungkin melakukan munaslub. Sebab ia berharap melalui munaslub keadaan golkar dapat menjadi lebih baik.
"Kami dari kader daerah berusaha mendorong bagaimana golkar lebih baik. Maka munaslub itu tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata Pardiman.