REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendiang Bondang Winarno pernah mengaku memiliki sejumlah falsafah hidup yang coba diterapkan dalam kesehariannya. Salah satunya adalah hidup sederhana, tidak usah muluk-muluk, namun tetap harus berpikir tinggi.
"Hidup sederhana sajalah. Tidak usah muluk-muluk, tapi berpikir harus tinggi. Itu bukan membuat kita jadi arogan, merasa lebih pintar dari yang lain. Bukan. Karena kita harus mau berpikir, bagaimana dengan kepintaran kita itu, kita berbuat kebajikan kepada orang lain," kata jurnalis senior yang juga pakar kuliner ini dalam wawancara dengan Republika, 2006 silam.
Menurut pria kelahiran Surabaya 29 April 1950, kebajikan itu adalah satu istilah dalam Bahasa Indonesia yang sudah banyak dilupakan orang. Sebagai seorang pramuka, baginya kebajikan itu ialah Janji Pandu.
"Saya seorang Pandu, seorang Pramuka. Sekali saya mengucapkan sumpah itu, bahwa saya harus berbuat kebajikan, ya saya harus lakukan. Saya pikir itu suatu spirit hidup yang sangat bagus. Bayangkan kalau semua orang punya keinginan untuk berbuat kebajikan, saya kira dunia ini aman," kata mantan Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan ini.
Bagi Bondan kata-kata itu sendiri sudah hampir lenyap dan menurutnya harus dikembalikan oleh bangsa Indonesia. "Coba Anda ngomong sama anak kecil, kebajikan. Pasti dia bilang, apa itu kebajikan. Tidak tahu. Beda dengan kebaikan. Ini sesuatu yang harus kita kembalikan ke dalam spirit bangsa Indonesia," ujar dia.