REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut nilai tukar rupiah yang telah melemah lebih dari level Rp 13.500 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disebabkan kebijakan perekonomian Presiden Donald Trump dan kondisi geopolitik yang tidak kondusif.
"Ini berawal dari Trump aneh-aneh mau turunkan pajak," kata Darmin di Jakarta, Rabu (29/11).
Seperti diketahui, Trump berencana menurunkan pajak di AS yang turut memberikan sentimen negatif pada perekonomian global. Hal itu, menurut Darmin turut berdampak pada pelemahan rupiah.
Selain itu, gejolak yang terjadi di semenanjung Korea juga menciptakan kekhawatiran pada stabilitas keamanan di kawasan. Hal itu, menurut Darmin, juga menyebabkan pelemahan rupiah.
"Korea Utara bikin percobaan macam-macam. Orang mulai takut," ujarnya.
Meski begitu, Darmin meyakini nilai tukar rupiah tidak akan semakin melemah. Ini karena menurutnya, sudah tidak ada lagi sentimen negatif lain yang berdampak pada rupiah.
"Tidak ada apa-apa sih. Nggak ada yang buat dia (rupiah) berubah lagi," ujarnya.